Page 5 - KLIPINGBELMAWA01032019(pagi)
P. 5
Judul
Siswa yang Lulus SNMPTN Tak Bisa Daftar SBMPTN 2019
Media
Krjogja
Terbit
28 Februari 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://krjogja.com/web/news/read/92851/Siswa_yang_Lulus_S NMPTN_Tak_Bisa_Daftar_SBMPTN_2019
PR VALUE
Rp.15,000,000
Reporter
QOM
Siswa yang Lulus SNMPTN Tak Bisa Daftar SBMPTN 2019
SOLO, KRJOGJA.com - Sistem penerimaan calon mahasiawa baru perguruan tinggi negeri (PTN) yang ditangani Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) agak berbeda dari tahun sebelumnya. Bagi siswa yang telah diterima melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2019, tidak akan bisa mendaftar pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
"Bagi mereka yang sudah diterima SNMPTN, harus registrasi. Jika tidak registrasi dan bermaksud mau mengikuti SBMPTN, dia tidak akan bisa. Sistem otomatis rejected," jelas Prof Dr Ravik Karsidi MS, ketua LTMPT di Solo, Kamis (27/2).
Penerimaan mahasiswa baru di PTN, lanjut Prof Ravik, mulai tahun ini sudah satu sistem. Ketika nomor induk siswa sudah diterima di jalur undangan (SNMPTN), secara otomatis akan ditolak sistem saat yang bersangkutan mendaftar SBMPTN. "Jadi kalau sudah diterima di jalur undangan, sebaiknya mengikuti tahapan registrasi."
Kebijakan baru di atas diteraplan LTMPT, karena sebelumnya cukup banyak siswa yang tidak memenuhi undangan dengan berbagai alasan. Misalnya program studinya tidak cocok. Mereka boleh ikut Ujian Tulis Berbasik Komputer (UTBK), tapi saat yang bersangkutan sudah lolos SNMPTN kemudian mendaftar SBMPTN, akan rejected,” tandasnya lagi.
Prof Ravik membenarkan jumlah sekolah maupun siswa pendaftar SNMPTN mengalami penurunan. Jumlah sekolah yang mengisi PDSS 14.074 sekolah, padahal tahun sebelumnya 18.558 sekolah. Begitu pula jumlah siswa pendaftar tercatat 478.608 siswa, tahun sebelumnya 586.155 siswa.
Penurunan cukup drastis ini sudah diperkirakan. Salah satunya siswa lebih memilih mengikuti SBMPTN, apalagi kuotanya lebih besar yakni minimal 40 persen. Sedang SNMPTN diturun dari 30 persen menjadi 20 persen. (Qom)