Page 10 - Microsoft Word - KLIPINGBPPT05032019(Pagi)
P. 10
"Yakni membawa muatan bahan semai dengan jumlah tertentu, dan terbang ke wilayah target operasi yang berbeda," jelasnya.
Jika itu terlaksana dengan baik, Riza meyakini jumlah titik api akan dapat dikurangi. Dia meminta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, serta doa dari seluruh masyarakat.
"Kami mencoba berupaya dari sisi teknologi untuk menjadi solusi atasi kabut asap ini. Namun doa terus kami panjatkan supaya kru yang bertugas di atas awan tetap mendapat perlindungan, serta hujan dapat turun mengguyur titik api di Riau," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT, Tri Handoko Seto merincikan, teknologi modifikasi cuaca dapat digunakan untuk bermacam kebutuhan.
"Dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi terkait El Nino selain antisipasi bencana karhutla, BPPT juga sedang merencanakan kegiatan TMC di DAS Citarum untuk melakukan pengisian di Waduk Saguling, Cirata dan Djuanda. Agar cadangan air di ketiga waduk dalam menghadapi tahun El Nino ini tidak terganggu pola operasinya. Baik untuk kebutuhan PLTA, pengairan dan air minum," jelasnya. Kemudian manfaat lain teknologi modifikasi cuaca ini, kata Seto, dapat diterapkan di sektor pertanian untuk dapat meningkatkan hasil produksi pertanian seperti awal mula diterapkannya TMC di Indonesia yang ingin mencontoh Thailand.
"Penerapan TMC di Thailand dilakukan setiap tahun dari bulan April Oktober di seluruh area pertaniannya untuk memastikan tercukupinya kebutuhan air guna menjamin hasil produksi pertanian sehingga Thailand dikenal maju dan berhasil dalam hal produk hasil pertaniannya," jelas Seto.
Terkait kegiatan pemanfaatan TMC yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kebutuhan, dukungan armada berupa pesawat sangat diperlukan. Utamanya untuk dapat melakukan kegiatan TMC secara paralel di beberapa wilayah rawan karhutla serta untuk mendukung pemerintah dalam meningkatkan hasil produksi pertaniannya.
"Dalam jangka pendek, pesawat dari TNI Angkatan Udara dapat diandalkan sementara dalam jangka panjang diperlukan adanya penguatan armada TMC yang dioperasikan oleh BPPT yang saat ini masih terbatas jumlahnya serta untuk memperbarui armada yang saat ini sudah using," katanya.
Menurut Seto, kegiatan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk penanganan siaga darurat karhutla di Riau telah mulai dilaksanakan sejak tanggal 26 Februari 2019 dengan menggunakan pesawat jenis CASA 212 milik TNI Angkatan Udara dari skadron 4 Malang.
"Untuk membantu pengamatan cuaca dan kondisi awan di wilayah target rincinya, telah ditempatkan personel di 2 lokasi Pos Pengamatan Meteorologi (Posmet), yaitu di daerah Dumai dan Pelalawan," ucapnya.
Hasil pengamatan cuaca dan potensi awan hujan akan dilaporkan setiap saat oleh petugas di posmet kepada tim pelaksana di posko, untuk dianalisis dan dijadikan sebagai masukan guna menentukan strategi pelaksanaan penyemaian awan setiap harinya.
BPPT juga terus koordinasi dengan BMKG untuk analisa data cuaca dan radar