Page 5 - KLIPINGBPPT16032019 (SORE)
P. 5
lebih sejam, BPPT memaparkan sejumlah rencana persiapan pengembangan transportasi rel perkotaan.
Selama pembahasan tertutup itu juga, dibahas jenis transportasi yang dapat dikembangkan, mulai monorel atau kereta kecil, light rapid transit (LRT) hingga mass rapid transit (MRT). Namun semua mesti melalui serangkaian kajian mendalam.
Pilihan jenis angkutan harus melalui kajian untuk kesesuaian beban penumpang, kondisi lahan, hingga kecepatan KA yang cocok di Kota Makassar.
"Belum ditentukan, tergantung lahan, dan jumlah penumpang, apakah perlu elevated atau kecepatannya dan beban penumpang, perlu feasibility study, jadi nanti setelah itu baru kita tentukan, apakah monorel, LRT atau MRT," jelas Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandeo, ditemui seusai rapat bersama gubernur, kemarin.
Wahyu mengatakan, meski belum dimulai konstruksi tahun ini, namun pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan, dan kali ini bersama Pemprov Sulsel. Sebagai bentuk keseriusan menghadirkan transportasi moderen di Sulsel, BPPT memulai persiapan tahun ini.
Target realisasi rel KA perkotaan memakan waktu 2 tahun, dimulai 2020 hingga 2021. Direncanakan, tahun depan telah dilakukan feasibility study, dilanjutkan penentuan dan pembebasan lahan, lalu front-end engineering design (FEED), basic design, dan detail engineering design (DED)
"Sekira dua tahun bisa selesai, feasibility study kita mulai tahun depan. Tapi tahun ini sudah koondinasi dengan pemerintah daerah, termausk industri, seperti PT Inka (Industri Kereta Api) (persero), terkait kesiapan memproduksi LRT atau MRT disini," jelasnya.
Selain rencana pengembangan KA perkotaan, kedatangan BPPT juga membawa angin segar upaya Nurdin Abdullah mengembalikan peran rel KA peninggalan kolonial Belanda. Pada pertemuan kemarin, Pemprov Sulsel juga meminta BPPT mengkaji kesiapan jalur KA regional atau lintas daerah arah selatan Sulsel, yang menghubungkan Makassar- Gowa-Takalar-Jeneponto hingga Bantaeng.
"Termasuk program KA regional yang jarak jauh. Memang kita masih jauh perjalanan, namun April ini kita sudah ada rapat koodinasi pertama disini (kantor gubernur), nantinya untuk perkeretaapian di Sulsel," pungkas Wahyu.
Nurdin sendiri menyambut baik kedatangan tim BPPT yang membuka pintu pengembangan transportasi rel di Sulsel. Untuk memudahkan persiapan dan proses kajian, Pemprov Sulsel langsung berencana menyiapkan kantor bersama di Makassar.
"Pokoknya tahun pertama ini kita bikin kantor bersama BPPT dan Pemprov. Timnya kita akan banyak disini, bolak-balik. Itu baru satu tim kereta, ada juga tim khusus