Page 2 - KLIPING BELMAWA (24 September 2019 - Sore)
P. 2
Judul
Cerita Rektor Unisba Bantu Evakuasi 92 Mahasiswa Terluka dan Siap Advokasi
Media
Merdeka.com - online
Terbit
24 September 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-rektor-unisba- bantu-evakuasi-92-mahasiswa-terluka-dan-siap- advokasi.html
PR VALUE
Rp 0
Jurnalis
Wisnoe Moerti
Merdeka.com - Sebanyak 92 mahasiswa terluka akibat unjuk rasa berujung ricuh di depan Gedung DPRD Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (23/9) malam. Para mahasiswa tersebut dirujuk ke empat rumah sakit berbeda, yakni Rumah Sakit Sari Ningsih, RS Borromeus, Halmahera dan RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Ada sepenggal kisah sebelum mahasiswa itu dilarikan ke rumah sakit. Sebanyak 92 mahasiswa terluka karena berunjuk rasa menolak revisi UU KPK dan KUHP ditangani secara medis di Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba).
Kepada Antara, Selasa (24/9) Rektor Unisba Prof Setiadi berbagi cerita. Pertolongan pertama untuk para korban dari berbagai kampus ini sebagai bentuk solidaritas sesama mahasiswa dan bentuk kepedulian atas dasar kemanusiaan.
Rektor mengakui, Unisba tidak pernah mempersiapkan tim medis untuk mengantisipasi kejadian tersebut. Unisba dipilih sebagai tempat evakuasi karena menjadi kampus terdekat dengan lokasi unjuk rasa.
Dia mengatakan, sangat logis jika kejadian terjadi di Gedung DPR maka gedung yang paling dekat Unisba atau Unpas. Orang lari ke Unisba mungkin karena aksesnya mudah dan ruangan terbesar berada di tepi jalan.
"Saya kira berbagai perguruan tinggi juga akan menampung dan melakukan hal yang sama jika terjadi peristiwa serupa dimanapun berada," ujarnya.
Setiadi juga merespons dugaan adanya mahasiswanya yang disebut menjadi provokator dalam kericuhan yang terjadi saat aksi tersebut.
Dia menyatakan pihaknya akan mengadvokasi mahasiswanya jika dugaan itu terbukti.
"Tentu akan kami advokasi, bantuan hukum, akan kami gerakkan. Kami banyak advokat, kalau betul terbukti ada provokator. Kalau sampai ke pengadilan kami bantu juga," katanya.
Menurut dia, gerakan untuk menyampaikan aspirasi itu dilindungi oleh undang-undang. Dia menilai aksi unjuk rasa merupakan bentuk kepedulian mahasiswa terhadap persoalan bangsa.