Page 7 - KLIPING BELMAWA (27 Agustus 2019 - Pagi)
P. 7

Judul
Antisipasi Pemalsuan, 'Ijazah Elektronik' Diterapkan di 2020
Media
Medcom - online
Terbit
27 Agustus 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://www.medcom.id/pendidikan/news- pendidikan/VNnQMj7K-antisipasi-pemalsuan-ijazah- elektronik-diterapkan-di-2020
PR VALUE
Rp 30.000.000
Jurnalis
Intan Yunelia
Jakarta: Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meningkatkan antisipasi peredaran ijazah asli tapi palsu (aspal) yang belakangan ini laporannya meningkat di tahun politik 2019. Salah satunya dengan penerapan ijazah elektronik di seluruh perguruan tinggi.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Kemenristekdikti, Ismunandar mengatakan, nantinya setiap ijazah yang diterbitkan perguruan tinggi akan memiliki PIN (Penomoran Ijazah Nasional) yang mempermudah pengecekkan keabsahannya di internet.
"Tetap ada (bentuk fisik ijazahnya), PIN itu adalah penomoran ijazah nasional," kata Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Dirjen Belmawa), Ismunandar saat dihubungi Medcom.id, Senin 26 Agustus 2019.
Ia memastikan dengan menggunakan PIN, setiap ijazah memiliki identitas tunggal si pemilik. Masyarakat bisa mengeceknya keaslian ijazah itu dengan memasukkan PIN yang terhubung ke situs data base yang disediakan oleh Kemenristekdikti.
"Kalau sudah pakai nomor itu, cek palsu atau tidak tinggal mengetikkan nomornya ke situs Sivil (Sistem verifikasi ijazah secara elektronik)," ujar Ismunandar.
Pemberian PIN pada ijazah dimulai 2020, sesuai dengan Peraturan Menristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, Sertifikat Profesi, Gelar dan Tata Cara Penulisan Gelar di Perguruan Tinggi yang memuat Penomoran Ijazah Nasional (PIN) dan Sistem Verifikasi Ijazah Secara Online (Sivil).
Untuk sistem Penomoran Ijazah Nasional (PIN) yang diberlakukan secara nasional dengan menggunakan format penomoran tertentu dan dikeluarkan oleh Kemenristekdikti. Nomor Ijazah Nasional mengikuti sistem penomoran Ijazah Nasional.
Ismunandar mengakui, Peraturan Menristekdikti tersebut masih belum dipahami betul di beberapa perguruan tinggi Indonesia. Ia meminta peran aktif masyarakat untuk melapor apabila ditemukan indikasi penggunaan ijazah "aspal".
Sebelumnya, Kemenristekdikti menerima banyak laporan peredaran ijazah "aspal" (asli tapi


































































































   5   6   7   8   9