Page 2 - KLIPINGBELMAWA30102019PAGI
P. 2
Judul
Negara Asean Bahas Persamaan Kurikulum di Yogyakarta
Medi a
KR Online
Terbit
30 Oktober 2019
Tone
Positif
Hal/li nk
https://krjogja.com/web/news/read/113276/Negara_Asean_Bahas_Persamaan _Kurikulum_di_Yogyakarta
PR VALU E
15,000,000
Jurnal is
RIni
Negara Asean Bahas Persamaan Kurikulum di Yogyakarta
• Share Post Share on Facebook Share on Twitter
BANTUL, KRJOGJA.com - Perwakilan negara-negara Asean berkumpul di Yogyakarta Senin (28/10/2019) untuk mengikuti “The 7th Asean Qualification Reference Framework Committe Meeting”. Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (Stipram) Yogyakarta didaulat menjadi lokasi pembuka bagi delegasi yang akan membahas acuan sama tentang kurikulum yang disebut Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Pembukaan sendiri berjalan dengan meriah di Stipram Senin (28/10/2019) malam. Nuansa Yogyakarta dihadirkan dengan ornamen ruangan Tugu, becak hingga Jalan Malioboro.
Hiburan Reog Ponorogo pun dihadirkan untuk menunjukkan salah satu seni budaya Indonesia yang memiliki ciri khas tersendiri. Ketua Stipram, Suhendroyono mengatakan rasa bangga didaulat sebagai tuan rumah pembukaan pertemuan negara-negara Asean tersebut.
“Ada delegasi negara Asean hadir di Stipram ini. Termasuk dari Australia untuk membicarakan tentang Kurikulum Kompetensi Nasional Indonesia. Konferensinya di Royal Ambarrukmo namun opening ceremony di Stipram. Mereka ingin nuansa kampus yang baik dan kami menyambut baik, karena secara tak langsung bisa ikut dikenal luas juga Asean,” ungkapnya pada wartawan usai pembukaan.
Dirjen Belmawa Kemenristekdikti, Ismunandar menambahkan hingga 2019 ini sudah empat negara Asean yang memiliki acuan sama dalam KKNI tersebut. “Indonesia, Thailand, Malaysia dan Filipina sudah diakui penyetaraannya. Nah kali ini kami segera dorong tujuh negara lain untuk segera bisa ikut di dalamnya,” terang Ismunandar. Pemerintah menurut dia memiliki target penyetaraan KKNI antar sesama komunitas Asean akan terealisasi pada 2020 mendatang. “Jadi nanti kursusnya di Bekasi misalnya, dapat sertifikat bisa dipakai di Vietnam. 2020 nanti kami targetkan harus sudah benar- benar diterapkan, kalau Indonesia sudah sangat siap,” pungkas dia. (Fxh)