Page 10 - KLIPINGBPPT04032019
P. 10
dan Dumai. Untuk tahap selanjutnya akan fokus di Pelalawan dan Meranti.
Ia mengatakan, pantauan satelit Terra/Aqua dan SNPP sejak 1 Januari hingga 27 Februari 2019 k total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen di Riau jumlahnya mencapai sebanyak 293 titik.
Lihat juga: Derita Warga Dumai Dikepung Asap Pekat Karhutla Riau
"Dengan memperhatikan kondisi hotspot tersebut, pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca ini adalah salah satu langkah paling efektif dalam rangka siaga darurat kebakaran hutan dan lahan," kata Hammam di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin (4/3).
Hammam mengatakan hujan buatan ini juga dilakukan untuk mengoptimalkan potensi awan menjadi hujan untuk pembasahan lahan- lahan gambut dan pengisian embung-embung penampungan air. Dengan begitu diharapkan kebakaran hutan dan lahan bisa dikendalikan.
Sementara itu Kepala BNPB Doni Monardo mengatakan Karhutla tahun ini tidak seperti bencana serupa tahun 2015 yang nilai kerugiannya sangat besar.
Lihat juga: Lahan Gambut Dekat Perkampungan Suku Adat Sakai Terbakar
"Kerugian 2015 secara nasional kerugiannya melebihi bencana tsunami di Aceh, yakni 16,1 miliar dolar AS. Itu dua kali lipat dari kerugian di Aceh, pertanyaannya, apakah kita mau mengalaminya lagi?" kata Doni.
Riau kini berstatus Siaga Darurat Karhutla hingga akhir Oktober 2019. Kebakaran lahan gambut masih terjadi di daerah pesisir Riau seperti di Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, Dumai dan Kepulauan Meranti.
Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan, luas Karhutla sudah lebih dari 1.300 hektare di Riau. Api di lahan gambut sulit dipadamkan total tanpa bantuan hujan. (sur)