Page 11 - KLIPING BELMAWA 21 APRIL PAGI
P. 11

Di bulan-bulan awal, Tim Robotika UMM merancang desain dan riset sebaik mungkin sebelum mengeksekusi perancangan robot. Setelah itu, mereka melakukan evaluasi dari robot yang dirancang, terutama pada urusan sensor.
Di bulan terakhir, lanjut Fauzi, mereka menyusun pemograman dan pematangan keberhasilan robot yang mampu memadamkan api.
“Algoritmanya, gerak robotnya, metode pemadamannya seperti apa, kami terus perbaiki. Yang paling susah itu, pada bafian gas karena nyari alatnya juga susah. Kedua, pada algoritmanya,” tuturnya.
Harapan mereka untuk generasi robotik Indonesia agar lebih berprestasi lagi di masa depan, terutama pada kompetisi tingkat Internasional. “Harapannya, semoga tim yang akan mewakili Indonesia lebih semangat dalam mengerjakan robot-robotnya. Karena risetnya tidak hanya di satu atau dua komponen, tetapi ribuan komponen,” ujarnya.
Tim Robotika UMM sebelumnya adalah juara I pada kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) dalam perhelatan Kontes Robot Indonesia (KRI) yang diselenggarakan Direktorat Kemahasiswaan, Ditjen Belmawa, Kemristekdikti. Mewakili nama Indonesia, tim robot UMM ikuti kompetisi di Amerika tersebut.
“Pengiriman juara KRI pada kompetisi internasional untuk memberi kesempatan kepada ilmuwan potensial guna mengasah kemampuannya di tingkat internasional,” kata Didin.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UMM, Sidik Sunaryo yang hadir dalam kesempatan itu membagi kunci keberhasilan UMM dalam mengembangkan prestasi mahasiswa.
“Bagi UMM tidak ada yang lebih penting. Mulai dari kurikuler, ko-kulikular, ekstra-kulikular, semuanya penting,” kata Sidik menandaskan. (Tri Wahyuni)


































































































   9   10   11   12   13