Page 33 - KLIPINGBELMAWA26062019PAGI
P. 33

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, pengurangan kuota jalur SNMPTN dilakukan sesuai hasil evaluasi penerimaan mahasiswa tahun ini. Menurut dia, hanya 20 persen nilai IPK dari mahasiswa dari jalur SNMPTN yang di atas rata-rata. “Yang nyambung antara nilai rapor dan IPK hanya 20 persennya saja,” kata Nasir.
Perubahan formasi tersebut dilakukan setelah 2 tahun menerapkan formasi minimal 30 persen untuk masing-masing jalur SNM/SBMPTN dan maksimal 30 persen jalur Mandiri. Kuota untuk jalur SNMPTN atau penelusuran prestasi ini terus berkurang, di mana pada 2016 mencapai minimal 40 persen.
Ia menjelaskan, dengan komposisi 20:40:30, berarti ada 10 persen kuoata tersisa untuk menggenapkan 100 persen kuota. Menurut dia, 10 persen kuota yang tersisa itu tak boleh dialokasikan pada jalur Mandiri. “Jadi silakan rektor memilih, 10 persen sisa itu mau ditambahkkan ke SNMPTN atau SBMPTN. Atau mungkin seperti ITB yang tahun lalu tak memakai ujian Mandiri, itu boleh,” ujarnya.
Ia mengatakan, pengurangan kuota jalur SNMPTN juga mempertimbangkan penelusuran dan portofolio siswa berprestasi saat mendaftar. Menurut dia, ada kecenderungan nilai calon mahasiswa hampir sama semua.
SNMPTN merupakan jalur seleksi tanpa tes. Panitia pusat melakukan penelusuran nilai akademik siswa dari semester 5 bagi SMA/SMK/MA sederajat dengan masa belajar 3 tahun. Pada 2019, siswa yang lulus SNMPTN sebanyak 92.331 orang.***


































































































   31   32   33   34   35