Page 4 - KLIPINGBPPT23052019PAGI
P. 4
Program Flagship Pengembangan Bangunan Tahan Gempa yang diperkuat dengan sinergi kerjasama yang dilakukan dengan berbagai pihak dapat segera membuahkan dampak terwujudnya inovasi bangunan rumah tahan gempa yang cepat bangun, tahan api dengan harga yang terjangkau sebagai karya anak bangsa yang dapat berguna dan dinikmati oleh masyarakat luas.
Deputi Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIEM) BPPT Eniya Listiani Dewi berharap desain rumah tahan gempa tersebut bisa lolos standardisasi dan strukturisasi.
Dia mengatakan dalam simulasi, rumah tahan gempa tersebut mampu bertahan dan tidak roboh ketika digoncang 7 SR, dan akan meningkatkan ketahanan rumah tersebut pada goncangan gempa yang lebih kuat.
Prototipe tersebut dibangun dalam waktu tiga pekan, namun pada pembangunan ke depan ditargetkan dapat dibangun dalam jangka waktu satu pekan.
Rumah tahan gempa tersebut juga tahan api di mana telah diuji tidak terbakar dalam suhu 923 derajat Celcius selama 30 detik dan 743 derajat Celcius selama dua menit. Sementara standar Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus tahan api paling tidak selama lima menit. Rumah Bale Kohana akan dikembangkan untuk tahan api untuk jangka waktu lebih lama dari uji coba sebelumnya.
Rumah itu dibangun dengan panel-panel material komposit yang mana saat ini satu panel seharga Rp2 juta per meter persegi, namun bisa tahan lama dan bongkar pasang.
Kuda-kuda atau struktur rumah juga dipasang langsung dengan genteng metal sehingga ketika terjadi goncangan besar, tidak akan patah atau roboh seperti rumah konvensional dengan tembok bata dan genteng tanah liat atau keramik.
Pewarta : Martha Herlinawati S Editor: Indra Gultom