Page 7 - KLIPINGBPPT05032019 (SORE)
P. 7
membuat hujan buatan sehingga wilayah-wilayah yang sulit dijangkau melalui darat diharapkan dapat terbasahi.
Kepala BPPT Hammam Riza mengusulkan TMC difokuskan untuk membasahi (rewetting) lahan gambut yang dinilai mempunyai tingkat kekeringan yang sudah perlu diwaspadai.
Namun untuk melakukannya ia mengatakan BPPT memiliki keterbatasan terkait jumlah armada pesawat penyemai garam untuk hujan buatan. Sehingga jika terjadi karhutla di Sumatera dan di Kalimantan, pihaknya akan kesulitan untuk melakukan hujan buatan ini secara serentak.
Sedangkan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan Indonesia akan mengalami El Nino lemah yang dimulai pada Juni 2019.
“El Nino yang terjadi ini memang tergolong lemah, namun kejadian ini berlangsung cukup lama sampai dengan September 2019 jadi kita harus bersiap untuk menghadapinya," ujarnya.
Menurut dia, pelaksanaan TMC yang dimulai pada bulan Maret sampai bulan Mei adalah waktu yang tepat untuk pembasahan lahan gambut, serta banyaknya jumlah awan yang bisa disemai.
Perbandingan total jumlah titik panas 2018 dan 2019 (tanggal 1 Januari hingga 4 Maret 2019) berdasarkan satelit NOAA terdapat 160, pada periode yang sama 2018 jumlah titik panas sebanyak 276, berarti terdapat penurunan jumlah titik panas sebanyak 110 atau 42,02 persen.
Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen terdapat 432 titik, pada periode yang sama tahun 2018 jumlah titik panas sebanyak 355, berarti terdapat kenaikan jumlah hotspot sebanyak 77 atau 21,69 persen. Sejak 1 Januari hingga 4 Maret 2019, kejadian karhutla diperkirakan seluas 1.890,31 hektare (ha).*