Page 21 - KLIPING BELMAWA 9 APRIL SORE.docx
P. 21

Tim Robotika UMM yang berlaga kali ini digawangi oleh tiga mahasiswa Prodi Teknik Elektro, antara lain Alfan Achmadillah Fauzi, Rohmansyah, Ken Dedes Maria Khunty. Mereka juga dibantu anggota WS Robotika yang berperan mengerjakan mekanik, penyediaanhardware, algoritma, hingga menguji performa robot.
UMM memberangkatkan tiga tim jagoannya yakni Zhafarul (robot kaki empat), Dome Ina (robot kaki enam), dan MuForIna (robot beroda).
Masing-masing robot membutuhkan waktu pembuatan selama empat bulan, dimulai dari proses perakitan hingga siap berkompetisi di ajang kontes robot bergengsi tingkat dunia ini.
Ketua tim, Alfan Achmadillah Fauzi mengatakan, semua robot memiliki misi memadamkan api dengan cepat di titik pada satu ruangan atau kamar yang menyerupai rumah.
"Posisi titik api diletakan secara acak oleh dewan juri sehingga robot dituntut harus cerdas untuk mencari api tersebut," kata Alfan.
Setelah memadamkan api, robot dituntut untuk kembali ke titikstart. Robot dengan catatan tercepat bakal keluar sebagai pemenang.
“Robot yang telah berhasil memadamkan api berhak melaju ke level berikutnya. Pada level ini, selain memadamkan api, robot juga dituntut untuk menyelamatkan boneka dan memindahkannya ke zona aman,” imbuh Alfan.
Dengan membawa status juara bertahan, tim robotika UMM optimistis mendapat hasil terbaik di kompetisi robot pemadam api tingkat dunia itu. Yakni dengan mengusung beberapa teknologi andalan dan inovasi terbaru.
Pada ajang yang sama di 2017 lalu, dua tim dari UMM memborong juara 1 dan 2 sekaligus untuk kategori robot berkaki. Dua tim tersebut yaitu tim InaMuh sebagai juara 1 dan tim Unmuh Malang sebagai juara 2.
Di samping itu, tim InaMuh juga meraih juara poster terbaik. Atas pengalaman inilah, UMM optimistis kembali meraih juara dengan mengusung teknologi dan inovasi baru.


































































































   19   20   21   22   23