Page 9 - KLIPINGBELMAWA26032019(sore)
P. 9
berlebihan. Kalau mengatakan pornografi, sama saja cerpen itu disandingkan dengan karya Enny Arrow. Lembaga akademis harusnya memberikan toleransi lebih besar. Kalau karya Enny Arrow dimuat di USU, baru kita bisa tak terima," kata Manan.
Namun, kata Manan, karena persma tidak masuk dalam kategorisasi pers dalam UU Pers, maka yang hanya bisa dilakukan oleh anggota redaksi Suara USU adalah mempertanyakan kebijakan rektor dan menguji hak mereka sebagai mahasiswa dan organisasi di kampus.
"Apa dengan cerpen seperti itu mereka layak dipecat? Standarisasinya apa? Ini juga menjadi momentum untuk membangun konsensus terhadap batas-batas mana saja yang diperbolehkan dan tidak. Kalau tidak, jika hanya mengkritik toilet kotor, [maka] nanti pemred bisa dipecat," kata Manan.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Ade Wahyudin berpendapat serupa. Ia mengatakan tindakan rektor adalah intervensi pihak luar terhadap ruang redaksi yang terlalu jauh. Bahkan, kata Ade, lebih jauh lagi bisa saja dianggap sebagai sensor atas Suara USU itu sendiri.
"Hal seperti itu menurut saya tidak baik untuk iklim kebebasan pers di Indonesia, khususnya pers kampus. Efek ke depannya jika hal ini dianggap lumrah oleh publik atau kampus, maka kita akan melihat kasus-kasus serupa untuk pers-pers kampus yang diintervensi rektorat," kata Ade.
Menurut Ade, pers mahasiswa adalah salah satu investasi berharga untuk kemajuan kebebasan pers di Indonesia di masa depan.
Ade bahkan menilai pers mahasiswa saat ini sebagai media independen yang mempunyai ruang gerak tanpa terikat kepentingan lain, seperti bisnis dan politik praktis.
"Sehingga banyak yang berharap persma menjadi salah satu pelopor pers yang berkualitas. Kalau memang pihak kampus peduli akan kemajuan kebebasan pers di Indonesia, di masa ini, dan yang akan datang, maka gaya-gaya intervensi dan sensor harus dihindarkan oleh pihak kampus," kata Ade.
Ade mengatakan, jika redaksi Suara USU yakin dengan produk jurnalistiknya, maka segala upaya harus dilakukan untuk mempertahankannya.
"Kasus ini akan berakhir baik atau tidak baik, tergantung dari teman-teman di Suara USU. Saya masih yakin di luar sana akan banyak yang membela dan mendukung Suara USU pada saat Suara USU mempertahankan produk jurnalistiknya," kata Ade.