Page 9 - KLIPINGBPPT06102019SORE
P. 9

Oleh karena itu, BPPT melalui BBTMC melakukan perjanjian kerja sana dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG terkait 'Pemanfaatan Big Data Cuaca dan Model Prediksi Cuaca untuk Peningkatan Efektivitas Teknologi Modifikasi Cuaca Berbasis Artificial Intelligence'.
Dalam acara yang digelar di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2019) itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan pihaknya menyambut baik penguatan kerja sama dengan BMKG.
Sebagai lembaga yang berfokus pada bidang kaji-terap teknologi, BPPT akan melakukan pengembangan SMART TMC bersama BMKG menggunakan inovasi terbaru yakni AI dalam memutakhirkan SMART TMC.
"Ya kita akan bekerja sama dengan BMKG, kita akan melaksanakan riset dan pengkajian serta penerapan untuk SMART TMC yang berbasis Artificial Intelligence," ujar Hammam, pada kesempatan tersebut.
Menurutnya, penggunaan AI mampu mengoptimalkan upaya mitigasi bencana seperti yang diharapkan Presiden Jokowi dalam instruksinya beberapa waktu lalu saat memimpin Rapat Terbatas (Ratas) kabinet terkait karhutla di Riau.
"Tentu saja, ini merupakan solusi langsung terksit instruksi Presiden untuk melakukan pencegahan, mengutamakan pencegahan daripada kebakaran," kata Hammam. Untuk mengembangkan TMC menjadi SMART TMC, inovasi seperti AI dan Big Data merupakan hal yang sangat krusial dalam melakukan upgrade teknologi untuk mitigasi bencana.
"Jadi ini terobosannya di situ (penggunaan AI dan Big Data), pencegahan berbasis kecerdasan buatan. AI dan Big Data yang disebut dengan impact based forecasting," kata Hammam. Ia kemudian menjelaskan tugas yang akan dilakukan BMKG dalam pengembangan SMART TMC ini, yakni memberikan informasi mengenai ramalah cuaca.
Ramalan cuaca itu akan menampilkan titik api atau hotspot pada suatu daerah dan seperti apa dampak yang bisa ditimbulkan. "Jadi BMKG melakukan peramalan cuaca yang sifatnya bisa menganalisa impact hotspot, impact terhadap kebakaran hutan dan lahan, impact terhadap kekeringan, impact terhadap gagal panen," papar Hammam. Nantinya, rincian data tersebut pun disinkronisasikan dengan Big Data cuaca yang selama ini digunakan BMKG untuk pelayanan terkait informasi cuaca.
Melalui Big Data cuaca, informasi tentang prediksi kapan, di mana dan seperti apa intensitas hotspot pada tiap daerah akan ditampilkan secara lengkap. Setelah kelengkapan data itu dikumpulkan, maka mesin akan mempelajari dan menunjukkan level potensi karhutla yang muncul pada


































































































   6   7   8   9   10