Page 5 - KLIPINGBELMAWA27062019PAGI
P. 5
portofolio siswa masih akan tetap dijalankan berdasarkan hasil kajian dan evaluasi penyelenggaran SNMPTN,SBMPT, dan UM selama ini.
Nasir menambahkan, Kemristekdikti setiap tahun melakukan evaluasi terhadap capaian mahasiswa tahun pertama. Apabila mahasiswa nilainya menurun dan tidak sesuai dengan portofolio untuk jalur SNMPTN akan dikaji kuotanya. Atau sebaliknya, apabila mahasiswa jalur SNMPTN lebih baik dari SBMPTN akan menjadi pertimbangan untuk kuota tahun berikutnya.
Saat ditanya apakah telah ada koordinasi dengan Mendikbud terkait usulan menghapuskan skema SNMPTN yang melihat akreditasi sekolah, Nasir mengatakan pihaknya belum pernah membahas secara detail usulan tersebut.
Selain itu, ia menuturkan masih mengunakan kuota SNMPTN karena kebijakan zonasi ini saat ini belum dapat terlihat hasilnya. Oleh karena itu, pihaknya tidak akan menerapkan kebijakan yang belum berdampak untuk peningkatan mutu dan kualitas perguruan tinggi yang lagi bersaing ditingkat dunia.
Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Efendy mengusulkan sistem pemberian kuota masuk PTN yang mengacu status akreditasi sekolah pada SNMPTN untuk dihapuskan karena dinilai tidak adil seiring dengan pemberlakuan sistem zonasi penerimaan siswa baru.
Sebab, sekolah-sekolah favorit setiap tahun mendapat kuota sangat tinggi. Kemristekdikti menyediakan kuota minimal 30% untuk skema SNMPTN. Dengan begitu, kesempatan siswa dari sekolah favorit yang berakreditasi terbaik lebih besar dari yang lain. Pasalnya, salah satu syarat masuk SNMPTN adalah pertimbangan akreditasi sekolah. Dengan rincian sekolah akreditasi A berhak mendaftar 50% siswa, B 30%. C 10%, dan akreditasi lainnya hanya disediakan kuota 5%.
Sumber: BeritaSatu.com