Page 30 - KLIPING BELMAWA (18 Agustus 2019 - Pagi) (1)
P. 30
bersandar. Pengabdian kepada Indonesia bukan berarti harus berada di Indonesia," katanya.
Menurutnya, untuk menjadikan Indonesia negara maju harus melepaskan ketergantungannya kepada sistem ekonomi berdasarkan bahan baku ke sistem ekonomi berdasarkan ilmu pengetahuan. Dalam sistem ekonomi tersebut, jaringan internasional sama pentingnya dengan SDM.
"Kami para ilmuwan diaspora dapat menjadi jembatan dimana ilmu pengetahuan di transfer ke Indonesia dari dunia," katanya.
"Mengenai angka nilai, saya memaknai tanggung jawab yang diberikan pemerintah sebagai sesuatu yang sangat berharga. Dengan di panggilnya kami, kami kini memiliki peran dan oleh karena itu, makna. Hal ini lebih mahal harganya dibanding reward materiil," sambungnya.
Diaspora, Bagus Muljadi
Bagus menambahkan, para ilmuwan Indonesia lainnya yang berada di Inggris menyambut baik inisiatif Kemenristekdikti dan pemerintah. Sebagian besar dari ilmuwan Indonesia di UK yang tergabung dalam Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional sudah menjawab panggilan ini dengan kehadirannya.
"Ke depan, kami ingin mengapresiasi Bapak Presiden beserta jajaran kepemimpinan bangsa atas kepercayaan yang diberikan kepada kami," katanya.
Bagus dan diaspora lainnya yang pulang ke Indonesia akan meningkatkan kultur dan iklim akademis di Indonesia menjadi setara bahkan lebih baik dari di luar negeri. Dalam kapasitasnya untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul, beberapa Universitas di Indonesia sudah berhasil.
"Saya adalah produk ITB yang kini mengajar di top 1% universitas terbaik dunia, artinya kita bisa. Namun iklim akademis yang baik akan membawa hasil riset menjadi tumpuan evidence- based policies yang sangat dibutuhkan guna meningkatkan daya saing dan inovasi bangsa," ujarnya.
Diaspora, Bagus Muljadi
Lewat Indonesia Doctoral Training Partnership yang dibentuk atas kerjasama pemerintah Indonesia dan the University of Nottingham dimana dirinya bekerja, Bagus dan diaspora lainnya mencoba menjadi agen pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi lewat pelatihan pelatihan yang sesuai dengan prioritas pembangungan bangsa. "Sehingga lambat laun, masyarakat Indonesia memiliki bibit bibit SDM baru yang unggul yang dapat menjawab tantangan khas Indonesia," tuturnya.
Bagus berharap dalam pengembangan SDM di Indonesia tidak harus dengan diskusi publik serta retorika-retorika tidak konstruktif yang masih sarat dengan nada rasisme, seksisme dan lain sebagainya, kemudian menggantinya dengan dialog substantif yang berdasarkan fakta.