Page 9 - KLIPINGBPPT22092019PAGI
P. 9
Kemarin, 10 ribu kg Kalsium Oksida (CaO) atau kapur tohor aktif untuk operasi mengurangi kepekatan kabut asap di Kalimantan sudah datang di Palangkaraya. Sedang untuk Riau, kapur tohor aktif sejumlah sama akan dikirim besok pagi.
"Diharapkan dengan kombinasi operasi pengurangan kabut asap dengan kapur tohor aktif dan TMC, hujan diharapkan turun lebih mudah sehingga karhutla dapat padam dan langit kembali biru," harap dia.
Hingga kemarin sore, pantauan titik api kategori sedang dan tinggi berjumlah 2.288 titik untuk seluruh Indonesia. Sedang pantauan titik api untuk 6 provinsi prioritas pemadaman karhutla adalah Riau 114 titik, Jambi 408 titik, Sumsel 219 titik, Kalbar 266 titik, Kalteng 810 titik dan Kalsel 74 titik.
Kondisi 6 provinsi dalam keadaan berasap dengan kualitas udara berdasar konsentrasi PM10 adalah Riau 314 (berbahaya), Jambi 238 (sangat tidak sehat), Sumatera Selatan 155 (tidak sehat), Kalimantan Barat 324 (berbahaya), Kalimantan Tengah 409 (berbahaya) dan Kalimantan Selatan 22 (baik).
Di Sumatera, angin bertiup ke arah barat laut, dari Sumsel mengarah ke Jambi dan Riau. Sehingga asap dari Sumsel dan Jambi masuk ke Riau. Terdapat titik api yang sangat besar di Desa Bayung Lencir, Kabupaten Musi Bayu Asin, Sumsel yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Jambi.
Titik api ini sudah menyala sejak pertengahan Agustus 2019 belum bisa dipadamkan dan mengeluarkan asap sangat besar dan tertiup angin mengarah ke Jambi dan Riau. "Untuk memadamkan titik api ini dikerahkan 400 personil yang terdiri dari TNI, POLRI, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat serta Mahasiswa. Helikopter dari Jambi dan Sumsel juga akan digeser mendekati lokasi karhutla," tutur Agus.
Sedang di Kalimantan, angin juga bertiup ke arah barat laut. Dari Kalsel, mengarah ke Kalteng dan Kalbar. Hal ini menyebabkan kualitas udara di Kalsel lebih baik dibanding Kalteng dan Kalbar. [OKT]