Page 3 - KLIPINGBELMAWA5092019SORE
P. 3

perubahan dan perkembangan teknologi.
Pasalnya, konsep PJJ yang diusung saat ini berbeda dengan ketika awal UT menjalankan perkuliahan dengan mengedepankan tatap muka. Saat ini, PJJ berkonsep e-learning atau pembelajaran digital.
Menurut Ojat, apabila para tenaga pendidik belum siap menjalankan, perguruan tinggi (PT) harus melakukan pelatihan dan pembekalan pemanfaatan teknologi yang dilanjutkan dengan pengenalan sebagai tutorial yang mengedepankan e-learning. “Para dosen mengikuti pelatihan dan pembekalan untuk beralih ke onlinesecara rutin. Dan tahap selanjutnya adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk diposisikan sebagai tutor. Nah, tentu kemampuan teknologi informasi mereka diketahui,” kata Ojat kepada SP pada Dies Natalis ke-35 Universitas Terbuka (UT) yang bertemakan “Mengukuhkan Konektivitas Bangsa di Era Siber” di Tangerang Selatan, Banten, Rabu (4/9).
Selanjutnya, Ojat menuturkan, pelatihan dan pembekalan yang dilakukan secara rutin harus diimbangi dengan pemberian tunjangan kinerja atau remunerasi pada setiap evaluasi kinerja para tenaga pendidik. Hal tersebut dilakukan UT dalam mendorong para dosen untuk meningkatkan kinerja dan prestasi
“Para dosen tidak hanya menerima gaji bulanan. Tetapi mereka menerima remunerasi yang dilihat dari hasil evaluasi kinerjanya karena setiap program akan berjalan dengan baik jika diimbangi remunerasi. Bagi dosen yang malas, tentu tidak mendapatkan hasil yang sama,” ujarnya.
Sementara itu, terkait masih minimnya jumlah dosen yang siap menjalankan PJJ seperti yang terjadi di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah III, Kepala L2Dikti Wilayah III, Illah Sailah mengatakan, dari total 22.000 dosen yang tersebar di L2Dikti Wilayah III, hanya 250 atau tidak lebih dari 1% saja dosen yang siap menjalankan PJJ.
Menyikapi kenyataan tersebut, Ojat menuturkan, UT bersedia untuk membagi praktik baiknya agar dapat menjadi rujukan PT lain dalam menjalankan PJJ, termasuk bagaimana melatih dosen. Ini dilakukan berkaca dari kesuksesan Universitas Bina Nusantara (Binus) dalam menjalankan PJJ.
Kualifikasi Pendidikan Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir mengatakan, untuk kesiapan dosen, pihaknya telah menginstruksikan kepada Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) bersama Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) untuk melakukan focus group discussion (FGD) demi meningkatkan kapasitas para dosen yang ingin memasuki kuliah daring.
"Ini harus kita lakukan training, nanti kita clustering. Nanti dari FGD, setelah itu tahapan berikutnya adalah training kampusnya untuk menyiapkan infrastruktur studio. Berikutnya adalah sistem kuliah daringnya. Nanti para dosennya kita koordinasikan dengan para rektor di perguruan tinggi yang ada di Indonesia," ujarnya. Nasir mengungkapkan, keberadaan dosen dan tenaga kependidikan sangat mempengaruhi mutu sebuah PT. Untuk itu, saat ini Kemristekdikti sedang mendorong peningkatan kualifikasi pendidikan, baik bagi para dosen maupun tenaga kependidikan.


































































































   1   2   3   4   5