Page 9 - KLIPING BELMAWA (1 AGUSTUS 2019 - PAGI)
P. 9
Judul
Perlu Cara Lebih Humanis untuk Tangkal Radikalisme di Kampus
Media
Republika.co.id
Terbit
1 Agustus 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://republika.co.id/berita/pviebh428/perlu-cara-lebih- humanis-untuk-tangkal-radikalisme-di-kampus
PR VALUE
Rp.30.000.000
Jurnalis
Inas Widyanuratikah
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Irfan A Fauzi menanggapi kebijakan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang akan mencatat data media sosial dan nomor telepon pegawai hingga mahasiswa di kampus. Menurut Irfan, kebijakan tersebut agak berlebihan.
Menurut Irfan, dalam menangkal radikalisme, pemerintah melakukan pendekatan yang lebih humanis ketimbang dengan melakukan pemantauan media sosial. "Jadi jangan sampai ini malah kontraproduktif. Apasih sebetulnya yang bisa dikedepankan terkait dengan proses radikalisme. Jadi yang agak humanis, mahasiswa diajak dialog bukan dengan cara dibatasi untuk bisa berekspresi," kata Irfan, Rabu (31/7).
Baca Juga
Pansel: Ada Kepentingan Tertentu dalam Isu LHKPN Capim KPK Mencari Jawab Sengkarut Narkoba Masukan MUI untuk Taliban
Ia pun mempertanyakan apakah dengan dilakukan pemantauan terhadap media sosial dapat efektif menangkal radikalisme di kampus. Jangan sampai, langkah ini justru membuat mahasiswa takut untuk berekspresi di media sosialnya.
Selama ini, lanjut dia, terkait konten yang berbahaya bagi ideologi Pancasila sudah diawasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo). Di dalam pengawasan tersebut juga tidak sedikit orang yang sudah diberi peringatan hingga ditangkap karena membuat konten yang berbahaya.
"Bukankah selama ini terkait dengan UU ITE memgatur hal tersebut? Selama ini kan selalu ada tindakan kalau ada yang tidak sesuai tata aturan. Saya pikir itu sudah bentuk hal yang bisa membuat publik paham bahwa di medsos pun ada aturan bermain, tidak mesti harus dicek sosmednya," kata dia.
Ia pun menyarankan agar pemerintah melakukab pendekatan yang lebih humanis terkait menangkal radikalisme ini. Sebab, kampus adalah tempatnya para intelektual sehingga diskusi dan berbagi ilmu adalah cara yang tepat untuk membentuk rasa nasionalisme.