Page 5 - KLIPINGBPPT12032019 (SORE)
P. 5
Hammam menjelaskan Buoy yang diterjunkan bulan ini adalah teknologi asli buatan pusat penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbeda dengan Buoy sebelumnya yang merupakan protoype.
"Enggak, udah real, teknologi BPPT sendiri di Puspitek kita semua dari desain, desain generasi ketiga, akan kita deploy, ini yang sebelumnya hanya prototype, sekarang sudah real kita akan deploy," ungkap Hammam.
Selain itu dia juga menegaskan Buoy yang terbaru ini akan menggunakan teknologi polime yang tahan terhadap aksi aksi vandalisme.
"Generasi ketiga, mudah mudahan, harus dibuktikan, lebih tahan dari vandalisme, orang gak bisa dijangkar nelayan karena lebih kuat, bahan menggunakan polymer, bukan besi, logikanya ini nggak bisa dikiloin, kalau kemampuan sama lah untuk mendeteksi early warning tsunami," jelas Hammam.
Dalam kesempatan ini, BPPT juga menggelar rapat kerja tahun 2019 yang membahas:
1. Rancangan Teknokratis Renstra BPPT 2020-2024
2. Perencanaan dan pembangunan SDM Iptek sebagai bagian Human Centric Innovation
3. Penguatan kelembagaan melalui reformasi birokrasi
4. Penugasan Nasional kepada BPPT
Hammam menyebut bahwa Indonesia berada pada posisi ke-85 di dunia dalam hal inovasi. Di sisi lain, Indonesia tengah mempersiapkan menyongsong revolusi industri 4.0.
"Di sisi lain kebijakan yang dicanangkan melalui Kementerian Perindustrian dalam rangka memasuki era revolusi industri 4.0, butuh berbagai kesiapan yang harus kita pikirkan mulai dari pembangunan dan penggiatan infrastruktur, pembangunan fasilitas dan SDM serta penguatan sektor IPTEK, kebijkaan dan edukasi yang mendukung," jelas Hammam.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro juga sependapat. Menurutnya Indonesia harus berhenti mengandalkan sumber daya alam.
"Ekonomi kita sudah selayaknya serius berikan perhatian lebih pada industrialisasi, kepada penguatan sektor industri manufaktur, memberikan perhatian pada sensitivitas ekonomi itu sendiri yang terus terang sejauh ini (Indonesia) masih bergantung pada sumber daya alam (SDA)," ucap Bambang.
(dkp/dkp)