Page 9 - KLIPINGBPPT12032019 (SORE)
P. 9
(CBT) sepanjang tiga kilometer.
Hammam Riza mengatakan, alat-alat itu akan ditempatkan di sejumlah titik yang diprediksi akan menjadi sumber tsunami dan sumber gempa bumi megathrust di Selat Sunda, yakni Gunung Anak Krakatau serta graben (patahan kerak bumi) yang ada di sekitar Selat Sunda.
“Insyaallah tanggal 26 Maret besok kami akan pasang 1 buoy dan 3 km CBT diikuti 2 buoy lainnya. Buoy pertama di sekitar Gunung Anak Krakatau, satu di sekitar graben, dan satu lagi dekat Pelabuhan Ratu,” ungkapnya, ditemui di Gedung II BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (12/3/2019).
Sementara, CBT sepanjang tiga kilometer menurut Hammam Riza akan dipasang di sepanjang Pulau Sertung sampai kompleks Gunung Anak Krakatau.
Hammam Riza pun meyakini buoy dan CBT yang akan dipasang kali ini lebih tahan banting dari tindakan vandalisme, dan diklaim tidak akan dicuri.
Karena, sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluhkan sejumlah buoy yang dipasang di seluruh Indonesia, rusak dan dicuri, sehingga tidak mampu mendeteksi peristiwa tsunami seperti di Palu dan Banten pada tahun lalu.
“Itu adalah buoy generasi ketiga, nanti kita buktikan bahwa alat itu bisa lebih tahan dari tindak perusakan, karena terbuat dari bahan polymer serta tak akan dicuri. karena bukan dari logam seperti yang selama ini menjadi problem pemasangan buoy di Indonesia,” bebernya.
“Ini produk kita sendiri, kami buat sendiri, semua, mulai dari teknologi hingga desain di Puspitek BPPT,” jelasnya.
Pemasangan early warning system (EWS) itu, menurut Hammam Riza, sesuai instruksi Presiden Joko Widodo untuk membangun 2 ribu kilometer CBT di seluruh wilayah Indonesia, dengan target sekitar 2-4 tahun, dan menghabiskan anggaran sekitar Rp 2,6 triliun.
Pada tahun 2019 ini, BPPT rencananya memasang hingga 5 buoy di beberapa tempat di Indonesia yang rawan tsunami.
“Tahun ini rencananya akan dipasang hingga 5 buoy, ke depannya diharapkan bisa 10 untuk dipasang di sekitar Samudera Hindia,” jelasnya.
“Kami pun mengajak masyarakat untuk merawat bersama alat-alat ini, karena alat- alat tersebut juga untuk menyelamatkan seluruh masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Bakal Dijaga Anggota TNI
Sebelumnya, Presiden Jokowi setuju dengan masukan dari Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Doni Monardo, yang menyarankan alat pendeteksi tsunami mendapatkan pengamanan layaknya obyek vital masyarakat.
"Saya laporkan ke Bapak Presiden, kalau boleh alat deteksi ini dianggap sebagai