Page 15 - KLIPINGBELMAWA25122019PAGI
P. 15
2. Masyarakat dengan kategori memiliki kemampuan merasa (perasaan), mengarah kepada apakah komunikan lebih senang imbauan emosional pesan-pesan yang menggembirakan atau pesan yang sedih.
Di samping itu, pemahaman akan “peta” atau profil audiens yang dihadapi akan sangat membantu keberhasilan komunikasi yang direncanakan, yang pasti pesan komunikasi publik hendaknya bersifat audience oriented. Ada beberapa kategori publik dalam perspektif kehumasan, (Kasali, 1994) yaitu:
1) Publik Internal dan Eksternal
Internal publik adalah kelompok individu yang terikat oleh ketentuan lembaga baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalnya, Anggota Komisi Yudisial, pejabat struktural Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial, tenaga ahli, pegawai Komisi Yudisial, dan pegawai Penghubung Komisi Yudisial di 12 wilayah sebagai publik internal langsung. Adapun publik eksternal secara organisatoris tidak berkaitan langsung dengan lembaga seperti pers, lembaga swadaya masyarakat, akademisi, organisasi masyarakat, masyarakat pencari keadilan, dan sebagainya.
2) Publik Primer, Sekunder dan Marjinal
Publik primer adalah kelompok yang sangat penting sebagai mitra kerja lembaga, seperti Mahkamah Agung, Dewan Perwakilan Rakyat, lembaga pemerintah pusat dan daerah, kementerian terkait, asosiasi profesi, dan lainnya. Sedangkan publik sekunder adalah publik yang dikategorikan sebagai kelompok mitra yang tidak langsung, seperti pers, LSM, ormas dan sejenisnya. Berbeda dengan publik marjinal, seringkali mereka dianggap tidak penting atau terpinggirkan secara kemitraan.
3) Publik Tradisional dan Publik Masa Depan
Perspektif ini melihat kelompok orang-orang yang memahami/mengikuti perkembangan lembaga secara historis dan sudah “dipegang” oleh lembaga.
4) Proponents, Opponent dan Uncommitted
Cetak Biru Komunikasi Publik Komisi Yudisial | 7