Page 3 - KLIPINGBPPT20072019SORE
P. 3

TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Provinsi Lampung diketahui sebagai wilayah terbesar di Indonesia yang memproduksi tapioka. Pembuatan tepung satu ini tentunya membutuhkan bahan baku ubi kayu yang sangat banyak.
Namun, ketersediaan bahan baku di Provinsi Lampung tidak seimbang dengan produksi yang dihasilkan pabrik-pabrik di sana.
Perlu diketahui, seluruh pabrik tapioka yang ada di Lampung membutuhkan sekitar 8 juta ton untuk bisa mencapai target produksi.
Angka tersebut merupakan jumlah minimum ubi kayu yang harus disiapkan untuk masuk pada tahap produksi.
Sedangkan bahan baku yang tersedia di Lampung berada pada angka di bawah itu, yakni sekira 6,5 hingga 7 juta ton per tahun.
Acara peresmian Pojok Inovasi Cassava Castle di Pusat Inovasi Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT Bandar Lampung, Lampung, Jumat (19/7/2019). (Tribunnews.com/Fitri Wulandari)
Ketersediaan bahan baku yang berada pada angka batas minimum itulah yang mengakibatkan produksi tapioka di provinsi itu kurang maksimal.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan bahwa terbatasnya produksi tapioka pada pabrik yang ada di Lampung, disebabkan oleh masa panen ubi kayu yang tidak merata dan itu berlangsung sepanjang tahun.
"Hal tersebut karena masa panen ubi kayu tidak merata sepanjang tahun, sehingga pabrik-pabrik tapioka tidak dapat beroperasi pada kapasitas terpasangnya secara continue," ujar Hammam, di Pusat Inovasi Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT Bandar Lampung, Lampung, Jumat (19/7/2019).
Karena produksi yang terkadang tidak mencapai target, maka daya saing industri tapioka pun mengalami kelesuan.


































































































   1   2   3   4