Page 9 - KLIPINGBPPT06032019 (PAGI)
P. 9
lahan (karhutla) menggunakan Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC) di provinsi Riau, dianggap bisa dilakukan secara massive.
Seperti yang disampaikan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat terjun langsung ke lokasi bencana.
Pemanfaatan secara maksimal itu, menurutnya bisa diterapkan pada sejumlah wilayah di tanah air yang memiliki potensi besar untuk kasus tersebut.
Mantan Deputi Teknologi Bidang Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu kemudian menekankan pentingnya menjaga kelembaban tanah yang berada di kawasan lahan gambut.
Hal itu karena struktur tanah yang lembah tentunya akan meminimalisir munculnya
titik api baru pada hutan dan lahan.
"Jadi ya kita tahu, mencegah lebih baik ya, jika hujan buatan ini dilakukan di lahan gambut, maka kelembaban tanah pada area lahan gambut akan tetap terjaga," ujar Hammam, di Riau, Senin (4/3/2019).
Ia kembali menegaskan, hujan buatan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca sangat penting dalam mendukung upaya penanganan karhutla dengan memberikan pasokan air di area lahan gambut.
"Sehingga potensi terjadinya kebakaran di area lahan gambut juga semakin
berkurang," kata Hammam.
Optimalisasi teknologi tersebut, kata dia, bisa dilakukan jika armada pesawat
penyemai garam yang digunakan untuk menciptakan hujan buatan, memiliki jumlah yang cukup.
Terbatasnya armada pesawat itu tentunya menjadi satu catatan penting bagi BPPT. Karena itu, melalui sinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Hammam berharap agar lembaga tersebut bisa memberikan bantuan tambahan armada.
Sehingga proses optimalisasi Teknologi Modifikasi Cuaca bisa dilakukan.
"Semoga dengan dukungan BNPB yang semakin erat ini, kami dapat dibantu untuk
pengadaan armada pesawat hujan buatan,” jelas Hammam.
Perlu diketahui, strategi pelaksanaan hujan buatan yang diusulkan oleh Hammam ini
dapat difokuskan pula untuk membasahi lahan gambut yang dianggap perlu diwaspadai tingkat kekeringannya.
Keterbatasan armada pesawat penyemai garam, menjadi salah satu 'pekerjaan
rumah' bagi BPPT dan BNPB dalam bersinergi untuk menangani bencana karhutla.
Tentunya keterbatasan itu akan menyulitkan pemanfaatan teknologi dalam
melakukan hujan buatan secara serentak, jika karhutla kembali terjadi di kawasan Sumatra dan Kalimantan yang memiliki potensi cukup besar.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BNPB Doni Monardo menegaskan pihaknya akan terus bersinergi dengan BPPT dan TNI Angkatan Udara (AU) dalam memanfaatkan Teknologi Modifikasi Cuaca.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak BPPT dan TNI Angkatan Udara melakukan modifikasi cuaca," kata Doni.