Page 10 - KLIPINGBPPT1582019SORE
P. 10
"Betapa efisiennya taksi berbahan bakar listrik ini dibuktikan dengan kemampuannya menempuh jarak hingga lebih dari 300 kilometer, untuk mengisi ulang daya selanjutnya,” ujar dia.
Stasiun Pengisian Listrik atau Electric Vehicle Charging Station (EVCS) dengan kemampuan fast charging station 50 kW milik BPPT di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. (ANATRA/HO/BPPT)
Hammam pun berharap, kaji terap dan pengembangan fasilitas pengisi daya kendaraan listrik yang dilakukan BPPT ini, dapat menjadi motivasi khusus terkait percepatan program nasional kendaraan berbasis listrik.
Baca juga: Kemenperin: B20 dan mobil listrik bisa saling melengkapi
Hammam mengatakan sumber energi stasiun pengisian kendaraan listrik inipun dikembangkan dengan menggunakan photovoltaic (PV) atau panel surya. Stasiun pengisi daya kendaraan listrik yang berada di Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT, di Kawasan Puspiptek Tangerang Selatan, sudah menggunakan panel surya tersebut.
"Jadi kami inginnya benar-benar ramah lingkungan, dengan menggunakan energi terbarukan juga. Untuk stasiun pengisi daya di B2TKE, roof top-nya menggunakan PV, jadi mengubah energi matahari menjadi listrik," ujar Hammam.
Fasilitas pengisi daya kendaraan listrik inipun, menurut Hammam, dapat digunakan tanpa biaya alias gratis.
Baca juga: Menko Luhut usulkan kendaraan dinas pakai mobil listrik
"Tentu ya ini tanpa berbiaya jika ada masyarakat yang ingin mengisi daya kendaraan listriknya. Dengan adanya EVCS BPPT diharapkan dapat menginisiasi tumbuh dan berkembangnya stasiun pengisian listrik di Indonesia serta mampu mendorong masyarakat untuk beralih dari penggunaan mobil berbahan bakar minyak ke mobil listrik," ujar Hammam.
Presiden Jokowi telah menandatangani Perpres Kendaraan berbasis Listrik atau mobil listrik pada Senin (5/8), saat ini masih dalam proses pengundangan di Kementerian Hukum dan HAM.
Pemerintah jadikan mobil listrik impor sebagai sarana edukasi masyarakat Pewarta: Virna P Setyorini