Page 3 - KLIPINGBELMAWA1112019SORE
P. 3
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Besarnya tantangan era revolusi industri 4.0 di berbagai sektor produksi dan jasa pelayanan, menuntut adanya peningkatan kapasitas serta kualitas aspek sarana prasarana dengan berbasiskan pada perkembangan teknologi digital atau daring. Kondisi itu pun perlu didukung oleh peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang akan menjadi tenaga ahli di bidangnya masing-masing.
Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Belmawa Kemeristikedikti) Prof. Ismunandar PhD mengatakan, saat ini bidang kesehatan merupakan salah satu sektor yang mendapat keuntungan dari hadirnya revolusi industri 4.0. Sehingga, peran perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan sumber daya manusia di bidang kesehatan dengan berlandaskan pada literasi baru.
Bahkan, menurutnya, sektor kesehatan telah memanfaatkan big data untuk penanganan pasien, riset, database, dan lainnya. Data-data dalam jumlah besar yang sudah terkumpul dimanfaatkan untuk mengambil keputusan, baik di tingkat masyarakat maupun negara. Terlebih, sekitar 4,9 juta orang sudah terhubung dengan beragam fasilitas teknologi , temasuk tenaga medis secara daring.
"Ini semua mendorong kita untuk memberi layanan yang lebih mudah, cepat, dan massal. Sehingga kalau ada diperlukak sesuatu, tanpa harus datang ke fasilitas medis, seseorang atau pasien bisa tetap mendapatkan tindakan (medis) sesegera mungkin," ujarnya dalam Orasi Ilmiah dalam Milad Fakultas Kedokteran Ke-15 Universitas Islam Bandung bertajuk Global Collaboration to Develop Medical Research and Education Excellencies, di Aula Unisba, Jalan Taman Sari, Kota Bandung. Jumat (1/11/2019).
Menurutnya, berdasarkan riset McKinset menyebutkan, dalam rentang waktu 15 tahun sejak 2015-2030, memprediksi sekira 23 juta pekerjaan akan terdampak automasi. Di lain sisi, teknologi membuka peluang 27-46 juta pekerjaan baru, dan sekitar 10 juta di antaranya merupakan jenis pekerjaan baru atau yang belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan, sektor kesehatan memiliki peluang yang sangat besar dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, dunia pendidikan harus siap mengintegrasikan teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan. Maka peran perguruan tinggi lanjutnya harus mengembangkan kapasitas literasi baru. Termasuk di antaranya literasi data, literasi teknologi dan manusia, pembelajaran pengalaman, serta pembentukan pembelajar sepanjang hayat.
"Juga penguatan softskill yang tidak dimiliki robot atau kecerdasan buatan, kemimpinan, empati, kreativitas, dan penilaian. Maka diperlukan harmonisasi sistem pendidikan dengan pendekatan kolaboratif juga standarisasi profesionalisme tenaga kesehatan," ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Rektor Unisba, Prof Dr Edi Setiadi SH MH mengatakan, pihaknya selama ini telah dan terus berupaya mewujudkan tantangan era revolusi industri 4.0 di seluruh akademik fakultas maupun program studi mahasiswa. Salah satu bentuk keseriusan Unisba yaitu, dengan meningkatkan nilai akreditasi