Page 2 - KLIPINGBELMAWA05052019(SORE)
P. 2
Judul
Metode Baca Soal Bantu Tunanetra di SBMPTN 2019
Media
Suara Pembaruan
Terbit
4 Mei 2019
Tone
Positif
Hal/link
13
PR VALUE
Rp.100.000.000
Jurnalis
Maria
Suara Pembaruan Sabtu-Minggu, 4-5 Mei 2019 Kesra 13 Metode Baca Soal Bantu Tunanetra di SBMPTN 2019
[JAKARTA] Untuk mewu- judkan kesetaraan di dunia pendidikan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) bersama panitia Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) meluncurkan perangkat lu- nak (software) layanan ramah difabel bernama screen reader atau baca soal. Perangkat ini diran- cang untuk penyandang dis- abilitas tunanetra. Rencananya, perangkat itu akan mulai digunakan pada Ujian Terbuka Berbasis Komputer (UTBK) 2019.
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menyebutkan, setelah dilakukan uji coba, metode baca soal ternyata lebih efe- ktif dibandingkan dengan metode Braille. Melalui perangkat lunak tersebut, para tunanetra peserta UTBK dapat membaca tu- lisan di layar komputer. Dengan begitu, para tunane- tra dapat mengikuti ujian se- cara mandiri tanpa ada pen- dampingan pada UTBK 2019 yang menjadi salah satu tahap seleksi bersama masuk perguruan tinggi neg- eri (SBMPTN) 2019.
“Dahulu setiap kali
ujian, peserta tunanetra harus didampingi oleh dua orang pengawas. Jadi jika ada 10 orang peserta SBMPTN maka membutuh- kan 20 orang pengawas. Berbeda dengan sekarang yang lebih efisien. Para pe- serta ketika tiba di lokasi ujian, 30 menit awal diperkenalkan dengan apli-
kasi. Nah mereka akan mengerjakan secara mandiri,” terang Nasir di Gedung Kemristekdikti, Jakarta, Jumat (3/5).
Secara teknis, perangkat ini akan menarasikan semua materi UTBK kepada pe- serta tunanetra. Meski kual- itas soal tetap sama, panitia telah memutuskan agar
jumlah soal yang disedi- akan dikurangi dari soal un- tuk calon UTBK umum.
Diakomodasi
Ketua LTMPT, Ravik Karsidi menjelaskan, untuk peserta tunanetra, peserta tes akan menggunakan tanda arah pada komputer dan komputer akan memba-
cakan soal berupa pilihan ganda. Setiap soal telah di- akomodasi berdasarkan ke- mampuan dan keterbatasan tunanetra. Materi tes setara dengan peserta yang dapat melihat, waktunya sama dengan peserta lain, tetapi jumlah soal dikurangi se- banyak 20%.
Selain itu, teks bacaan
tidak lebih dari tiga paragraf dan menghindari kata-kata visual. Kemudian, gambar/ tabel/grafik dinarasikan atau dimodifikasi dan sistem op- erasinya menggunakan key- board, tanpa mouse.
Tahun ini, jumlah peserta UTBK yang terdaftar se- bagai peserta disabilitas tunanetra sebanyak 70 pe- serta yang terbagi dalam dua gelombang. Pada UTBK gelombang I terdapat 38 pe- serta yang akan mengikuti ujian pada tanggal 4 Mei 2019. Sementara untuk gelombang II terdapat 32 pe- serta yang akan mengikuti ujian pada tanggal 25 Mei 2019. Lokasi ujian para dis- abilitas tunanetra tersebar di 18 Pusat UTBK.
Ravik menyebutkan, pe- serta disabilitas tunanetra terbanyak akan melak- sanakan ujian di Pusat UTBK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yaitu 16 peserta, dan Pusat UTBK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sebanyak 12 peserta.
Apabila dilihat berdasar kelompok ujiannya, peserta disabilitas tunanetra terban- yak mengikuti kelompok Soshum yaitu 63 peserta dan Saintek sebanyak 7 pe- serta. [FAT/D-10]
MARIA FATIMA BONA Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir didampingi Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ismunandar, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Kadarsah Suryadi, dan Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan
Tinggi (LTMPT) Ravik Karsidi meluncurkan perangkat lunak layanan ramah difabel di Jakarta, Jumat (3/5).
Antisipasi Gempa, Baja Konstruksi Wajib Ber-SNI
[JAKARTA] Sebagai negara rawan gempa, konstruksi bangunan tahan gempa tidak dapat ditawar. Konsumen pun perlu jeli ketika menggu- nakan baja untuk konstruksi bangunan. Beberapa wilayah Indonesia yang rawan gempa pun menuntut tersedianya produk baja yang benar-be- nar lulus uji sesuai pers- yaratan Standar Nasional Indonesia (SNI).
Oleh sebab itu, Badan Standardisasi Nasional (BSN) terus mendorong in- dustri baja menerapkan SNI. BSN menilai, produk ini san- gat berkaitan dengan kese- lamatan konsumen. Apalagi pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya melak- sanakan proyek infrastruktur.
Deputi Bidang Akreditasi BSN, Kukuh S Achmad mengatakan, baja meru- pakan salah satu dari sekian produk yang beredar di pasar yang seharusnya ber-SNI. Terdapat 205 SNI yang diberlakukan secara wajib, baja adalah salah satunya.
“Kewenangan kami adalah memfasiltasi stake- holder dalam merumuskan SNI yang setelah ditetapkan oleh Kepala BSN, SNI ber- sifat sukarela. Kementerian bisa mengadopsi SNI men- jadi regulasi jika melalui
ANTARA/AHMAD SUBAIDI Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan rangka Rumah Instan Struktur Baja (RISBA) untuk hunian tetap korban gempa di Desa Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB,
belum tahan gempa dan tanpa baja berstandar membuat kerusakan parah tersebut.
Selain rumah kayu yang memang tahan gempa, dalam proses rehabilitasi dan rekon- struksi pascagempa, kon- struksi bangunan harus di- pastikan memakai material dan baja ber-SNI.
Perlindungan Konsumen
Perwakilan Bagian Standards and Certifications The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), Basso D Makahanap, mendorong agar produsen baja mematuhi SNI wajib baja karena menyangkut per- lindungan konsumen.
Di samping itu, masyara- kat juga perlu terus disosial- isasikan adanya SNI baja se- hingga tidak salah memilih ketika menggunakannya dalam sebuah konstruksi bangunan. Apalagi banyak produk baja impor di pasaran.
“Kalau tidak terstandar dan kuat terhadap getaran gempa dengan skala tertentu kemungkinan akan ambruk saat terjadi gempa,” tandasnya.
Basso mengungkapkan, penggunaan baja untuk konstruksi mencapai 78% dari seluruh konsumsi baja Indonesia. Bahkan, potensi permintaan baja nasional
penguatan struktur industri baja nasional.
Saat ini nilai tingkat komponen dalam negeri baja nasional rata-rata su- dah cukup tinggi berkisar 25%-50% sehingga mampu dan siap mendukung sektor konstruksi di proyek infras- truktur nasional.
Berdasarkan data IISIA, konsumsi baja nasional pada tahun 2018 sebesar 14,7 juta ton, angka tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 8,29% dari tahun sebelumnya dan diproyeksi- kan akan terus meningkat.
Konsumsi baja nasional setiap tahun terus mengalami peningkatan dan diikuti oleh volume impor baja yang juga masih cukup tinggi dengan pangsa pasar mencapai 52%. Sedangkan supai produksi nasional setelah dikurangi ekspor hanya mendapat pangsa pasar sebesar 48%.
“Industri baja nasional perlu dilindungi dari an- caman produk impor, seperti penerapan SNI wajib untuk mensinergikan pengemban- gan industri baja hulu dan hilir di Indonesia agar pe- laku industri baja domestik dapat menghasilkan produk baja yang berdaya saing dan sesuai standar sebagai upaya untuk membendung impor,”
Selasa (23/4).
nar-benar menyangkut ke- selamatan konsumen,” kat- anya di Jakarta, Jumat (3/5).
Kukuh menambahkan, BSN sendiri telah menetap- kan 57 SNI terkait baja, 13 di antaranya merupakan SNI yang diberlakukan secara wajib. SNI tersebut antara lain, SNI baja batangan un- tuk keperluan umum, baja tulangan beton, baja tulan- gan beton hasil canai panas
dan gulungan canai panas, baja lembaran dan gulungan canai dingin dan SNI baja lembaran lapis seng.
Penetapan SNI baja tersebut didasarkan pada perkembangan ilmu penge- tahuan dan teknologi serta pertimbangan perlindungan konsumen dari beredarnya baja yang tidak aman.
“Penetapan SNI di- lakukan secara konsensus
dari instansi, pakar, industri, dan konsumen dengan mem- perhatikan aspek kesehatan, keamanan, keselamatan, dan lingkungan,” ucapnya.
Selain itu, melalui pene- tapan SNI baja, diharapkan dapat meningkatkan daya saing industri dan perlind- ungan konsumen.
Saat gempa terjadi di se- jumlah wilayah Indonesia, banyak rumah roboh.