Page 6 - KLIPING BELMAWA03042019 (PAGI)
P. 6

Pancasila dan lainnya, untuk mencari 25 orang yang akan mengikuti kompetisi di Surabaya.
Eco-Smart Port sebagai tema kompetisi tahunan ini sesuai dengan konsep salah satu terminal ramah lingkungan dan otomatis pertama di Indonesia, yaitu Terminal Teluk Lamong.
Pada ajang kali ini, dua mahasiswa Teknik Kelautan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB), Dwi Khoirin Nisa’ dan Achmad Mawardi Nur El Fayed berhasil membawa tim mereka menjuarai Indonesia Water Challenge (IWC) 2019 yang diselenggarakan pada 19-21 Maret 2019 di Terminal Teluk Lamong, Surabaya.
Dikutip dari siaran persITB, Selasa (2/4/2019), Achmad Mawardi Nur El Fayed mengatakan IWC merupakan lomba tahunan kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Belanda untuk meningkatkan kepekaan generasi muda Indonesia terhadap isu maritim.
"Pada penyelenggaraan IWC yang ketiga ini, tema yang dibawakan adalah Eco-Smart Port, desain pengelolaan pelabuhan yang memperhatikan prinsip PPP (people, planet, profit) dan mengandalkan perkembangan teknologi otomatis maupun semiotomatis dalam pengoperasiannya," katanya.
Setelah melalui serangkaian proses seleksi individu, 25 mahasiswa dari beragam universitas di Indonesia dan dari Australia yang diwakili University of New South Wales (UNSW), dikelompokkan menjadi 5 tim pada tahap final. Tiap tim ditantang untuk mendesain Terminal Teluk Lamong Surabaya menjadi pelabuhan yang menggunakan prinsip Eco-Smart Port.
Sebagai solusi, timITBini memberikandesainyang diberi nama “Lamong Bay for Better Indonesia”. Inovasi dan desain yang ditawarkan mencakup Integrated Industry Clustering, Port Railway and Wind Turbine, Waste Water Treatment Plant, Lamong Green Area, Fisherman Village dan juga Marine Conservation for Ecosystem and Tourism.
Salah satu yang paling diunggulkan adalah pemanfaatan mode transportasi kereta di lingkunganpelabuhanyang digerakkan oleh turbin-turbin angin yang dipasang di sekitar pelabuhan. Selain itu, masyarakat sekitar pelabuhan juga dibangun dan dibina melalui program Fisherman Village dan juga pengembangan ekosistem mangrove yang sudah ada menjadi tempat wisata.
Dijelaskan Fayed, strategi tim ini adalah mengkaji segala kemungkinan potensi dari pelabuhan yang dapat dikembangkan. Keunggulan yang dimiliki tim ini adalah bagaimana pengembangan pelabuhan tidak hanya dilihat pada operasi pelabuhan tapi juga masyarakat di sekitarnya. Optimisme dan keterbukaan pemikiran ini diakui oleh mereka didapatkan dari
Ia mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi dalam mengikuti lomba ini adalah bekerja dalam tim dan menghadapi berbagai kultur yang berbeda. Dalam tim, Fayed


































































































   3   4   5   6   7