Page 13 - KLIPINGBELMAWA25062019SORE
P. 13
Terkait akreditasi, Nasir mengatakan pihaknya mempercayai NEM siswa semakin bagus nilainya maka kualitasnya akan semakin baik.
Kualifikasi nilai akhir sekolah ini berlaku di SNMPTN tidak di SBMPTN.
Nasir menyebutkan, pihaknya tetap akan menyaring calon siswa yang berkualitas masuk lewat jalur SNMPTN tetapi dengan kuota yang berbeda.
"SNMPTN kan kuotanya 30 persen jadi 20 persen, akan digeser ke SBMPTN karena sistemnya sudah lebih baik," kata Nasir.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti Prof Ismunandar yang ditemui di sela-sela seminar mengaitkan kuota penerimaan mahasiswa dalam SNMPTN ini terkait dengan daya tampung dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Ia mengatakan lulusan sekolah menengah atas Indonesia rata-rata tiga jutaan setahun sedangkan daya tampung perguruan tinggi yang ada sekitar dua jutaan.
Sementara itu daya tampung perguruan tinggi negeri hanya sekitar 400 ribu siswa per tahun sehingga perguruan tinggi sangat selektif dalam menerima calon mahasiswanya.
"Pak Menteri menginstruksikan kita evaluasi jadi kita lihatlah. Sebetulnya zonasi baru berjalan. Yang kita seleksi untuk jadi mahasiswa itu kan calon siswa dilihat dari indeksnya," kata Ismunandar.
Menurut Ismu, pihaknya sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Kemendikbud terkait hal tersebut dan dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan.
"Kami mendukung kebijakan zonasi ini tujuannya untuk pemerataan pendidikan, tentu kita dukung. Tapi bagaimana implementasinya ini ada irisannya, tinggal bagaimana kita berkolaborasi dan koordinasi," kata Ismunandar.