Page 128 - Buku Paket Kelas 6 Agama Hindu
P. 128
122
Kelas VI SD
payah oleh Bima. Seketika itu pula jasad kedua raksasa itu berubah menjadi Dewa. Kedua Dewa itu mengucapkan terima kasih kepada Bima karena telah membebaskannya dari kutukan. Kedua Dewa itu dikutuk menjadi raksasa karena telah melakukan kesalahan. Kedua Dewa itu lalu memberikan hadiah kepada Bima berupa sebuah ikat pinggang kotak-kotak hitam putih (poleng). Ikat pinggang itu akan mengantarkan Bima mengarungi samudra betapapun luas dan dalamnya. Setelah itu, kedua Dewa itu kembali ke sorga.
Bima kemudian pulang menghadap guru Drona dan melaporkan bahwa di sana tidak ada Tirta Prawidi, bahkan yang ada hanyalah dua raksasa yang dibunuhnya, tetapi Bima tidak melaporkan hadiah yang didapat dari Dewa itu. Mendapat laporan seperti itu, dalam hati Bhagawan Drona memuji keberanian dan bakti Bima terhadap guru. Guru Drona mengatakan bahwa Tirta Prawidi itu sudah pindah tempat di Hutan Gumiling dan untuk ke dua kalinya Bima diuji. Drona menyuruh Bima pergi ke Hutan Gumiling untuk mencari Tirta Prawidi.
Sekali lagi karena rasa baktinya kepada guru, Bima dengan iklas dan senang hati melaksanakan tugas gurunya itu. Tanpa berpikir panjang, Bima berangkat ke Hutan Gumiling. Di sana Bima dihadang oleh seekor naga yang besar, naga tersebut lalu membelit tubuh Bima dan ingin mematuknya, namun Bima berhasil mencekik leher naga dan kuku pancanakanya menembus tenggorokan naga tersebut. Naga itupun lalu menggelepar dan mati. Sesaat kemudian bangkai naga tersebut tiba-tiba berubah menjadi seorang dewi, lalu berkata kepada Bima, “Terima kasih Raden, aku Dewi Maheswari.”
Oleh karena kesalahan yang aku perbuat, aku dikutuk menjadi naga. Atas bantuanmu kini, aku terbebas dari kutukan.” Dewi Maheswari lalu menganugerahi Bima mantra “Jala Sengara.” Dengan mantra ini, Bima bisa mengarungi samudra sebesar apapun ombaknya.
Bima kembali kepada guru Drona, menyatakan bahwa Tirta Prawidi tidak ada di Hutan Gumiling. Karena keberhasilan Bima melaksanakan tugasnya, guru Drona mengujinya lagi dengan ujian yang lebih berat. Guru Drona lalu menyuruh Bima mencari Tirta Prawidi di tengah samudra. Walaupun Bima sesungguhnya tidak bisa berenang, tetapi karena baktinya kepada guru, Bima langsung berangkat. Di tengah samudra, dia dihadang oleh naga besar bernama Nawatnawa. Naga Nawatnawa berhasil dibunuh oleh Bima, akan tetapi Bima sendiri pingsan dan terdapar di sebuah pulau karang. Ketika sadar, di depannya berdiri seorang manusia sangat kecil lalu menyapanya, “ Aku ini Dewa Ruci, masuklah ke mulutku, engkau akan menemui apa saja yang kau cari.” Bima menjawab.”Badanmu begitu kecil, bagaimana aku masuk ke dalam tubuhmu. Kelingkingku saja tidak mungkin masuk.” Dewa Ruci berkata lagi, “Lihatlah