Page 26 - Buku Paket Kelas 4 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 26
Sebagai pemeluk agama yang taat wajib kita menghargai dan menghormati orang suci, sehingga kita selalu mendapat tuntunan dan bimbingan beliau. Adapun cara kita menghormati orang suci, antara lain:
1. Mengunjungi tempat-tempat tinggal orang suci,
2. Berkata-kata sopan terhadap orang suci,
3. Menaati nasihat-nasihat positif dari orang suci,
4. Memberikan pelayanan yang baik kepada orang suci,
5. Memberi dana punia atau sedekah kepada Pandita, dan
6. Meminta nasihat dan petunjuknya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pesan Orang Tua
Bapak/Ibu orang tua siswa/i diharapkan memberikan pembiasaan kepada putra-putrinya untuk melakukan hal-hal berikut:
Mengingatkan putra-putrinya untuk selalu berdoa setiap hari Selalu mengajarkan untuk berbuat baik kepada orang lain Berlaku sopan dan hormat kepada orang yang lebih tua. Menanamkan sikap rela berkorban atau berdana punia / Rsi Yajña
Rangkuman
Sulinggih berasal dari kata Su dan Linggih. Su artinya utama, mulia atau baik dan Linggih artinya kedudukan atau tempat utama. Sulinggih adalah orang yang diberikan kedudukan utama dan mulia karena kesucian diri dan perilaku luhurnya, serta mampu membimbing umat mendekatkan diri kehadapan Sang Hyang Widhi.
Orang suci yang termasuk kelompok Eka Jati, seperti Pemangku (Pinandita), Balian, Dalang, Dukun, dan Wasi di Jawa.
Orang suci yang termasuk kelompok Dwi Jati, seperti Pandita, Pedanda, Bujangga, Maharsi, Bhagavan, Empu, Dukuh, dan Romo di Jawa.
Seseorang dapat diangkat menjadi seorang sulinggih apabila telah memenuhi syarat seperti Sukla Brahmacari, pasangan suami istri yang sah, paham bahasa Kawi, Sansekerta, Indonesia, dan menguasai secara mendalam isi dari kitab suci Veda, sehat lahir batin serta yang lain.
22
Kelas IV SD