Page 157 - Buku Paket Kelas 10 Agama Katolik
P. 157
1. Makna Persahabatan dan Sikap dalam Membangun Persahabatan
Simaklah cerita berikut:
Cinta Sahabat
Diceritakan bahwa ada seorang Pangeran yang hendak mengunjungi seorang sahabatnya di suatu kota, yang sedang bermusuhan dengan kotanya. Sial bagi pangeran itu karena kemudian ia ditangkap dan dituduh sebagai mata-mata. Hukumannya adalah hukuman mati di tiang gantungan. Sebelum ia dihukum mati, ia memohon kepada raja di kota itu, supaya ia kembali dulu untuk berpamitan kepada anak istrinya. Tentu saja raja menolak, siapa mau percaya pada musuh, apalagi mata-mata. Lalu pangeran itu berkata: “Di kota ini saya mempunyai sahabat, ia adalah seorang bangsawan. Ia akan menjadi jaminan bagiku!”
Kemudian bangsawan itu dipanggil. Ia begitu berbahagia dapat bertemu kembali dengan sahabatnya. Dan setelah mendengar kasus yang menimpa sahabatnya, ia sangat rela menjadi jaminan bagi sahabatnya itu. Dengan lantang ia berkata kepada raja: “Saya menjadi jaminan bagi sahabatku! Apapun risikonya!”
“Apakah termasuk risiko mati digantung, kalau sahabatmu tidak kembali pada batas waktu yang ditentukan?”
“Ya !”
Raja memberi batas waktu 30 hari. Pada hari ke 30, tepat pukul 12 pangeran itu harus sudah kembali, kalau tidak sahabatnya akan dihukum gantung.
Hari demi hari berlalu. Pangeran itu belum juga kembali. Tetapi, pada hari ketiga puluh menjelang jam 12 siang, bangsawan sang pangeran digiring ke tiang gantungan. Tali gantungan dipasang pada lehernya. Tepat pada saat itu, terlihat seseorang datang berlari-lari, menyeruak di antara kerumunan massa sambil berteriak: “Aku sudah kembali!”. Orang itu adalah sang Pangeran. Dia menyerbu ke tiang gantungan dan mencoba mengambil tali gantungan untuk dipasang pada lehernya.
Namun bangsawan sahabatnya itu mempertahankan tali pada lehernya dan berkata: “Saya sudah siap untuk mati bagimu, sahabat!”. Keduanya terlibat dalam perebutan tali gantungan itu. Raja dan massa rakyat yang memperhatikan peristiwa itu hanya terbengong-bengong, tidak percaya. Akhirnya raja menyuruh algojonya memutuskan dan membuang tali
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 151