Page 48 - Buku Paket Kelas 12 Agama Kristen
P. 48

 38 Kelas XII SMA/SMK
3. Ade Rostina Sitompul
Sumber : www. forum-haksesuk. blogspot.co.id
Gambar 3.3 Ade Rostina Sitompul
Ade Rostina Sitompul lahir pada 12 Desem- ber 1938 di perkebunan teh Kelapa Nunggal milik kakeknya yang terletak di Cibadak, Parungkuda, Sukabumi. Kepeloporan Ade Rostina dalam ak- tivisme hak asasi manusia banyak dipengaruhi oleh pengalaman hidupnya sejak kecil. Rostina menyaksikan, dan bahkan secara langsung dili- batkan, dalam aktivitas perjuangan kemerdekaan oleh ayahya. Ia mulai belajar ‘gerakan tutup mulut’ dengan merahasiakan tempat persembunyian yang dibangun ayahnya di rumah, ia juga dilibat- kan sebagai kurir bagi para gerilyawan dengan membawa pesan di balik lipatan. Dari ayahnya juga Rostina belajar tentang kesetaraan dan ke-
 adilan sosial, melalui pergaulan degan kalangan kuli perkebunan. Dari kakeknya, Rostina belajar tentang nilai kemanusiaan, di mana musuh pun harus diperlaku- kan secara manusiawi. Peristiwa 1965 menjadi titik penting untuk komitmennya dalam gerakan perjuangan kemanusiaan.
Abangnya yang adalah salah satu pimpinan Persatuan Wartawan Indoesia yang pro-Sukarno ditangkap dan ditahan selama sembilan tahun. Sahabat- sahabatnya juga mengalami nasib serupa. Menghadapi situasi ini, Rostina terdorong untuk menggalang bantuan berupa obat-obatan, mengirimkan makanan ke penjara, mengurus keluarga tahanan politik, dan dengan berbagai cara berupaya menyelamatkan orang-orang yang diburu. Aktivitas ini menyebabkan ia diinterogasi berulang kali oleh militer.
Kegiatan pelayanan penjara yang dilalukan Rostina semakin terorganisir setelah ia bergabung dengan Yayasan Hidup Baru (YHB) yang didirikan oleh Jopie Lasut dan Jap Thiam Hien. Ade Rostina, bersama Asmara Nababan dan sejumlah tokoh HAM dan keagamaan lainnya, membentuk Joint Committee for East Timorese yang bertujuan untuk merespon situasi darurat akibat Peristiwa Santa Cruz, 12 November 1991. Kepeloporan di bidang HAM mengantarnya menerima penghargaan Yap Thiam Hien pada 1995. Ia turut membidani sejumlah organisasi HAM, antara lain ELSAM, Kontras, Imparsial, Pokastin, SHMI, dan Setara. Usia dan kesehatan tidak pernah menjadi penghalang baginya untuk aktif. Sampai menjelang akhir hayatnya, beliau terus aktif bekerja dan berjuang bagi kemanusiaan.
  


























































































   46   47   48   49   50