Page 1 - Buku Istigosah
P. 1
ّ
ﺔﻣ ﺪﻘﻣ
Al Istghotsah adalah isim mashdar/kata benda yang diambil dari kata kerja
ِ ِ
ِ
ِ
ٌ
dalam bahasa arab yaitu ﺔﺳﺎَﻐﺘ ْ - �ﺳا ُ ﺚﻴﻐَﺘ�ﺴَ� – ْ َ ثﺎَﻐَﺘْﺛا artinya memohon
ْ
َ
pertolongan dari Allah untuk mencapai sebuah kemenangan dalam kondisi
tidak berdaya.
Dalam riwayat Kholifatur Rosyidin Amirul Mu’minin Sayyiduna Umar bin
Khottob Ra saat perang Badar, perang yang pertama dilakukan oleh umat
Islam melawan orang-orang musyrik, Rasul SAW melihat jumlah sahabatnya
ada 313 orang, sementara jumlah dari pihak kaum musyrik lebih dari 100
orang. Maka beliau kemudian menghadap kiblat dengan sorban yang ada di
pundaknya seraya berdo’a :
“ Ya Allah, tepatilah janji-Mu kepadaku, Ya Allah bila sekelompok
golongan Islam ini hancur, maka tidak akan da lagi yang akan menyembah
kepada-Mu selamanya.”
Sayyiduna Umar bin Khottob Ra melanjutkan riwayatnya bahwa Nabi SAW
terus saja melanjutkan Istighotsahnya dan berdo’a, sehingga sorban yang ada di
pundaknya terjatuh dan oleh Sayyiduna Abu Bakar Shiddiq Ra diletakkan di
pundaknya lagi seraya berkata :
“Ya Nabiyallah , cukuplah do’a-do’amu kepada Tuhan-Mu. Dia akan
menepati janji-Nya kepadamu”.
Begitu yang tercantum dalam kitab Sirah Nabawiyah Fi Fathil Bary Jilid III
hal.156. Dan menurut riwayat lain bahwa Sahabat-sahabat yang berada di
belakang Rasul SAW ikut mengamini do’a beliau, seperti yang dicatatkan oeh
DR.Wahbah Zuhaily dalam Tafsir Munir Jilid IX hal.262
Setelah Nabi SAW istighotsah dan berdo’a kepada Allah dalam waktu yang
sangat kritis tersebut, maka Allah mengutus malaikat Jibril dengan membawa
firman-Nya :