Page 105 - Buku Ajar Kewirausahaan
P. 105
mengacu pada kebenaran atau kejujuran berusaha. Perubahan-perubahan besar
dalam praktik pengelolaan bisnis dewasa ini menyebabkan perhatian terhadap etika
bisnis semakin penting. Oleh karena itu tidak ada bisnis yang dapat mengabaikan
permintaan etika masyarakat dan dapat terus bertahan (Cullen: 2005). Etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas stake-holder dalam membuat
keputusan-keputusan perusahaan dan dalam memecahkan persoalan perusahaan.
Ada beberapa kelompok stakeholder yang dapat mempengaruhi keputusan bisnis
demi kelansungan hidup perusahaan, antara lain:
1) Konsumen. Konsumen berkepentingan terhadap perilaku etis perusahaan
berhubungan dengan produk yang dikonsumsi seperti: harga produk yang
wajar, jaminan pemakaian produk dan kejujuran. Perusahaan yang memiliki
etika tinggi akan mendapatkan rasa hormat serta kepercayaan dari
pelanggan.
2) Karyawan. Karyawan merupakan sumber ekonomi perusahaan yang penting,
oleh karena karyawan berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan
untuk menjaga kelancaran bekerja, kehidupan dan kesejahteraan karyawan.
3) Investor. Investor berkepentingan terhadap jaminan pengembalian dana
yang diinvestasikan dalam kegiatan usaha (return on investment), baik dalam
bentuk deviden, tambahan kekayanaan maupun tambahan kepemilikan.
4) Pemilik dan manajemen. Pemilik dan manajemen berkepentigan untuk
menjalankan operasional perusahaan secara lancar, mampu mendatangkan
manfaat kepada pemilik, manajemen serta stakeholder lainnya.
5) Pemasok bahan baku. Pemasok bahan berkepentingan terhadap perilaku etis
berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan jaminan
kelancaran hubungan dengan pemasok, seperti: kewajaran harga bahan,
ketepatan pembayaran, berlaku adil terhadap sesama pemasok.
Selain beberapa stakeholder tersebut, beberapa unsur stakeholder yang juga
memiliki kepentingan terhadap perilaku etis adalah organisasi pekerja, pemerintah,
kalangan perbankan, investor, masyarakat dan kelompok mitra usaha. Sonny Keraf
(1998, dalam Echdar, 2012) mengatakan bahwa setidaknya ada lima prinsip yang
dijadikan titik tolak pedoman perilaku dalam menjalankan praktik bisnis, yaitu:
101