Page 55 - Buku Ajar Biokimia 2: Biomolekul
P. 55

BAB II ZAT AKTIF TUMBUHAN
1. Biomolekul Zat Aktif Tumbuhan
Capaian Pembelajaran pada pokok bahasan zat aktif tumbuhan adalah mahasiswa
menyadari pentingnya manfaat teori dan praktis ilmu kimia yang kreatif dan inovatif
dalam kehidupan sehari-hari (CPMK3), sedangkan, kemampuan akhir adalah
mahasiswa mampu bertanggungjawab mengelola (mendesain, melaksanakan dan
melaporkan) ektraksi zat aktif tumbuhan (Sub-CPMK3). Pengalaman belajar yang
diharapkan adalah bahwa mahasiswa mampu memanfaatkan zat aktif tumbuhan secara
bertahap: merencanakan, mengamati, menganalisis, mengelaborasi, membuat dan
mengirimkan laporan melalui platform aplikasi yang telah disiapkan.
a. Orientasi
Ekstraksi merupakan suatu teknik pemisahan yang memanfaatkan prinsip
kelarutan. Dengan menggunakan pelarut cair, zat-zat yang memiliki afinitas tinggi
terhadap pelarut tersebut akan terisolasi dari matriks yang tidak larut. Mekanisme
ekstraksi melibatkan penetrasi pelarut ke dalam struktur sel, melarutkan komponen aktif,
dan menciptakan gradien konsentrasi yang mendorong perpindahan massa. Maserasi,
perkolasi, soxhlet, reflux, dan distilasi uap adalah beberapa jenis metode ekstraksi, serta
ekstraksi panas dan dingin. Soxhlet, reflux, dan distilasi uap adalah metode ekstraksi
panas, sedangkan maserasi adalah metode ekstraksi yang dilakukan dengan merendam
sampel dalam pelarut organik pada suhu ruangan. Metode ini juga dikenal sebagai
ekstraksi dingin.
Ekstraksi merupakan tahap krusial dalam isolasi senyawa aktif tumbuhan. Proses
ini melibatkan penggunaan pelarut yang sesuai untuk memisahkan komponen target dari
matriks tumbuhan. Polaritas pelarut, yang dapat berupa polar, non-polar, atau semi-polar,
akan sangat mempengaruhi efisiensi ekstraksi, mengingat prinsip kelarutan yang
menyatakan bahwa senyawa dengan jenis yang serupa akan saling melarutkan (Puspa, &
Muhammad, 2017).
51







































































   53   54   55   56   57