Page 61 - Bahan Ajar Praktikum MeInGen (Biokimia2)
P. 61
Tanaman sambiloto merupakan salah satu bahan alam yang semakin banyak peminatnya untuk dijadikan obat karena mengandung senyawa bioaktif berkhasiat. Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata Nees), famili Acanthaceae, sangat banyak digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan kimia sambiloto yaitu andrografolid, neo-andrografolid, panikulin, mineral (kalium, kalsium, natrium), flavonoid, asam kersik, dan damar. Zat aktif (berkhasiat obat) ialah andrografolid yang rasanya sangat pahit (Fitriyah, Rita, dan Indah, 2015). Kadar andrografolid 2,5-4,6% dari bobot kering. Kadar kalium juga relatif cukup tinggi. Uji khasiat sambiloto pada hewan dan sebagian dengan darah manusia secara in vitro antara lain sebagai antipiretika, antiinflamasi, antidiabetes (Yulinah, Sukrasno, dan Muna, 2001; Paramitha dan Rahamanisa, 2016), anti-malaria, antibakteri (Mardiana dan Nestri, 2016), antifilariasis, diuretika, infeksi saluran kemih, analgetika, diare, menurunkan kontraksi usus dan tekanan darah, aktifitas imunodulator, antiandrogenik dan antispermatogenik, melindungi kerusakan hati dan jantung yang bersifat reversibel. Tanaman sambiloto (Gambar 20) merupakan tumbuhan semusim dengan tinggi 50-90 cm, batang yang disertai dengan banyak cabang berbentuk segi empat. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah daun berwarna hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Bunga tumbuh dari ujung batang atau ketiak daun, berbentuk tabung, kecil-kecil, putih bernuda ungu. Memiliki buah kapsul berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5 cm 60