Page 110 - Buku Ikatan KImia Berbasis PBL
P. 110
Wacana
PEMERINTAH RI pada awal tahun 2007 meluncurkan kebijakan konversi minyak tanah ke gas LPG (Liquid Petroleum Gas). Meskipun banyak pro dan kontra karena terkesan terburu-buru, kebijakan pemerintah tersebut tetap dijalankan. Dari berbagai perspektif, kebijakan pemerintah ini sangat logis, mengingat harga minyak mentah internasional cenderung melonjak sangat tajam. Apabila harga minyak tanah dalam negeri dipertahankan, pemerintah harus mengeluarkan dana APBN yang sangat besar untuk mensubsidi. Sementara itu cadangan minyak bumi di Indonesia saat ini sudah semakin menipis. Isu cadangan bahan bakar minyak dunia yang semakin menipis menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk melakukan konversi terhadap bahan bakar gas yang masih tersedia dalam jumlah besar (www.pertamina.com).
Masalah pokok yang dihadapi dalam tahap implementasi ialah bahwa tidak mudah bagi masyarakat yang sudah terbiasa menggunakan bahan bakar minyak tanah untuk beralih ke elpiji. Namun sejak tahun 2007 sampai 2019 kebijakan program konversi dari minyak tanah ke gas elpiji dapat berjalan lancar dan merata. Hal ini bisa dilihat dari penggunaan gas elpiji sampai sekarang ini. Penggunaan elpiji tidak hanya pada kota-kota besar saja, namun penggunaan elpiji sudah masuk ke kampung- kampung.
Minyak tanah dan elpiji merupakan hasil dari fraksionisasi minyak bumi. Elpiji merupakan fraksi pertama. Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6). Selanjutnya, minyak tanah merupakan fraksi kelima. Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26–C15H32.
Dilihat dari sisi kimia, LPG ini merupakan salah satu produk yang dipasarkan oleh Pertamina Direktorat Pembekalan dan Pemasaran dalam Negeri (Dit. PPDN), dengan merk dagang LPG (Liquid Petroleum Gas). Gas LPG yang digunakan untuk keperluan bahan bakar rumah tangga adalah jenis LPG campuran. Komponen- komponen utama dari gas LPG adalah senyawa hidrokarbon dan senyawa non hidrokarbon. Komponen hidrokarbon sendiri merupakan komponen utama, sementara komponen non hidrokarbon keberadaannya sangat dibatasi atau bahkan tidak dikehendaki.