Page 58 - Buku Ikatan KImia Berbasis PBL
P. 58

1. Ikatan valensi terjadi karena adanya gaya tarik pada elektron- elektron yang tidak berpasangan pada atom-atom.
2. Elektron - elektron yang berpasangan memiliki arah spin yang berlawanan.
3. Elektron-elektron yang telah berpasangan tidak dapat membentuk ikatan lagi dengan elektron-elektron yang lain.
4. Kombinasi elektron dalam ikatan hanya dapat diwakili oleh satu persamaan gelombang untuk setiap atomnya.
5. Elektron-elektron yang berada pada tingkat energi paling rendah akan membuat pasangan ikatan-ikatan yang paling kuat.
6. Pada dua orbital dari sebuah atom, orbital dengan kemampuan bertumpang tindih paling banyaklah yang akan membentuk ikatan paling kuat dan cenderung berada pada orbital yang terkonsentrasi itu.
Teori ikatan valensi (TIV) atau Valence Bond Theory (VBT)
mengasumsikan bahwa sebuah ikatan kimia terbentuk ketika dua valensi elektron bekerja dan menjaga dua inti atom bersama oleh karena efek penurunan energi sistem, teori ini berlaku dengan baik pada molekul diatomik. Pada teori ikatan valensi ini, elektron-elektron dalam molekul menempati orbital-orbital atom dari masing-masing atom. Ini memungkinkan kita untuk mempertahankan gambaran masing-masing atom yang mengambil peranan dalam pembentukan ikatan.
Pada pembentukkan senyawa biasa, ikatan kovalen dapat terjadi saat atom pusat memiliki elektron yang belum berpasangan sehingga atom lain dapat memberikan elektronnya (arah spin yang berlawanan) dan terjadi peristiwa tumpang tindih. Sedangkan pada pembentukkan


























































































   56   57   58   59   60