Page 1 - Modul Bab I Pendahuluan
P. 1

Pemantauan dan Evaluasi Perencanaan Sektor Pendidikan



                                                                                        BAB











                                                                                         1
                                                PENDAHULUAN


                A.  Latar Belakang
                   Teknik proyeksi merupakan inti dari perencanaan pendidikan karena mengubah
                   tujuan yang diinginkan menjadi skenario terukur. Teknik ini diperlukan sebagai alat

                   penghubung antara kebijakan dan perumusan strategi pendidikan.Dengan teknik
                   itu, kebutuhan yang diperlukan dalam melaksanakan suatu kebijakan yang telah
                   direncanakan  dapat  diestimasi  karena  teknik  ini  juga  menggambarkan  akibat-
                   akibat yang mungkin timbul dari kebijakan tersebut dalam bentuk angka-angka.

                   Data  demografi--ukuran,  struktur,  dan  perubahan  populasi--dapat  digunakan
                   dalam  teknik  proyeksi.  Data  tersebut  dibutuhkan  pada  perhitungan  perubahan

                   angka partisipasi karena digunakan untuk memperkirakan jumlah ruang kelas yang
                   harus disediakan, jumlah guru yang diperlukan, atau dana yang dibutuhkan. Data
                   ini menjadi dasar proyeksi dan model simulasi.

                   Proyeksi dan model simulasi dapat mengonversi tugas yang diperlukan ke dalam

                   kebutuhan  sumber  daya  keuangan,  fisik,  dan  manusia.Proyeksi  dan  simulasi
                   didasarkan  pada  pandangan  dan  asumsi  tentang  masa  depan.  Validitas  dan
                   kegunaannya bergantung pada asumsi yang dibuat dan seberapa dekat asumsi itu
                   dengan kenyataannya.

                   Teknik  proyeksi  mempunyai  angka  partisipasi  yang  mempengaruhi  keputusan
                   kebijakan utama baik hulu maupun hilir. Pada tingkat hulu, berdasarkan proyeksi
                   yang dibuat, para perencana dan pengambil keputusan mengetahui konsekuensi

                   potensial  dan  kelayakan  keputusan  mereka--dari  berbagai  alternatif  kebutuhan
                   keuangan,  fisik,  atau  sumber  daya  manusia  yang  dihasilkan  dari  proyeksi  dan
                   simulasi--sehingga  pilihan  yang  ada  menjadi  layak  dan  terjangkau.  Setelah
                   keputusan dibuat, implementasi proyeksi tersebut di tingkat hilir berfungsi untuk
                   memastikan  pelaksanaan  yang  efektif  dengan  memverifikasi  dan  merevisi

                   perkiraan yang ada ketika data barutersedia. Dengan demikian, langkah-langkah
                   yang diterapkan dapat disesuaikan dan solusi-solusi yang telah disiapkan dapat
                   digunakan jika diperlukan. Oleh karena itu, proyeksi dan simulasi merupakan alat



                    Modul Pelatihan Perencanaan PendidikanTingkat Dasar                                  1
   1   2