Page 14 - decode Magz Vol:3
P. 14
DE SPORT
DE TIPS
DE CULTURE
H Setelah Pandemi Terasa Spesial LAPORAN
DE HANGOUT
ari kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus. jauh lebih banyak Untuk mUemTApeMrinAgatinya, diadakan upacara bende- dibandingkan tahun ra disertai menyanyikan lagu kebangsaan Indo- lalu. Sekarang ada
nesia Raya. Kita juga dapat menyaksikan proses penaikan bendera di Istana Negara melalui televisi ataupun smart- phone. Tidak hanya itu saja, setelah pengibaran, waktunya untuk merayakan. Lomba 17-an adalah salah satu perayaan yang sering dilakukan masyarakat Indonesia ketika mera- yakan kemerdekaan.
Lomba 17-an diadakan pertama kalinya pada tanggal 17 Agustus 1950, tepatnya pada 5 tahun Indonesia merde- ka. Tujuan diadakannya lomba 17-an yaitu untuk mera- yakan keberhasilan negara Indonesia merdeka dari para penjajah. Selain itu, juga agar kita dapat mengingat kembali semangat para pejuang untuk mendapatkan kemerdekaan.
Perayaan Lomba 17-an dimeriahkan oleh berbagai macam jenis olahraga maupun permainan.
Lomba-lomba yang ada tentunya memiliki makna tersendiri. Namun sangat disayangkan sekali, dua tahun belakangan lomba jarang sekali diadakan. Karena adanya pandemi semua kegiatan berkerumul dan berkumpul tidak diperbolehkan.
Kini waktunya Indonesia untuk pulih lebih cepat ban- gkit lebih kuat. Selaras dengan semboyan tersebut, pemu- da Wadash mengajak masyarakat untuk bangkit dengan mengadakan kembali perayaan 17 Agustus dengan sukaci- ta. Tentu saja perayaan ini sangat dinanti-nanti oleh warga Kavling Keuangan. “Yang paling dirindukan itu kebersa- maannya, kegiatannya, dan keasyikannya” ujar Nabila salah satu peserta lomba 17-an. tem accuptas dolendus sitatem. Perayaan lebih Spesial
Muhammad Haykal, Ketua Pelaksana lomba menga- takan bahwa “Tahun ini lebih spesial karena ada gerak jalan dan acara jauh lebih meriah.” Gerak jalan ini diikuti oleh semua warga Kavling Keuangan. Tujuan dari gerak jalan ini pastinya untuk menyehatkan badan dan yang terpenting yaitu menjalin kebersamaan antar warga.
Setelah gerak jalan, panitia akan mengarahkan warga untuk membeli kupon undian doorprize. Undian tersebut dijual dengan harga Rp5.000,00/kupon. Hadiah utamanya adalah mesin cuci, kompor, dan alat elektronik lainnya. Kupon tersebut akan diundi secara acak oleh panitia.
Perlombaan pada perayaan 17-an kini sangat beragam. Nabila mengatakan bahwa “perlombaan kali ini pastinya
lomba balap karung, makan kerupuk, kelereng, dll.” Tak lupa juga center perlombaan 17-an itu sendiri, yaitu panjat pinang,
tarik tambang,
dan terompah
Panjang. Ketiga
perlombaan
olahraga tersebut sudah lama
hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pastinya dibalik lomba tersebut memiliki arti penting yang harus dapat ditanamkan oleh para warga. Yuk simak selengkap- nya dibawah ini.
Panjat pinang merupakan perlombaan yang sudah ada sejak zaman Belanda. Permainan ini dimainkan oleh 5 hingga 10 orang. Tujuannya yaitu untuk mengambil barang-barang yang ada di atas pohon pinang. Biasanya pohon pinang tersebut akan diberi lumpur, tanah basah, serta cairan lainnya agar licin.
Perlombaan ini memiliki makna yaitu suatu perjua- ngan Panjang untuk mencapai kemerdekaan. Bila dilihat kembali, pohon pinang jika diberi lumpur akan licin. Sama seperti perjuangan, tidak mudah. Berkat kebersamaan un- tuk saling membantu maka kita akan sampai puncak.
Tarik tambang. Tak kalah seru dengan panjat pinang, Permainan ini dikenalkan oleh negara Belanda. Pada awal- nya tarik tambang digunakan untuk menarik benda-benda yang berat, namun semakin lama tarik tambang dijadikan permainan. Cara memainkan tarik tambang yaitu dibutuh- kan dua tim yang dimana keduanya saling tarik-menarik secara berlawanan.
Terompah Panjang merupakan permainan yang ber- asal dari Sumatera Barat sejak tahun 1970-an. Terompah Panjang adalah permainan yang menggunakan kayu Pan- jang disertai pengikat kaki berupa ban kemudian dipaku kedua sisinya. Dari permainan tersebut kita dapat men- getahui bahwa olahraga 17-an ini sangat membutuhkan kekompakkan gerakan kaki.
14 decode magazine
Reporter: Feronika Laura | Editor: Najmahira Fansa Izdiha | Foto: Feronika Laura
SN