Page 108 - Merayakan Ibu Bangsa_201216_1406
P. 108

sehingga persediaan makanan juga terganggu.
            Sebagai ibu, sebagai perempuan, kami tidak
            bisa diam.
               Mama-mama dan perempuan muda, lebih
            seratus orang, mendatangi wilayah tambang.
            Kami duduk dan tak mau pergi dari sana
            sampai perusahaan berhenti dan pergi. Kami
            duduk, kami diskusi, kami menenun, kami
            buat dapur umum. Kegiatan perempuan di
            rumah kami pindahkan ke sekitar gunung batu.
            Kami tinggalkan keluarga di rumah, bawa alat
            tenun, dan mulai menenun di sana. Kami juga
            memperingati natal di bawah  fautlik dan  faut
            Ob. Kami menenun di sana dua bulan hingga
            perusahaan berhenti.
        SM: Mengapa melakukan penolakan dengan cara
            menenun? Jika perempuan yang menduduki
            tambang, kaum laki-laki ada di mana?
        MA: Tenun adalah identitas adat orang Timor. Lelaki
            menggunakan selimut atau mauk, sementara
            perempuan menggunakan sarung atau biasa
            kami sebut tais. Tenun yang membedakan kita
            sebagai orang Timor.
               Tenun pekerjaan sehari-hari perempuan.
            Sejak kecil saya diajari menenun. Sambil
            menenun di malam hari, mama ajar saya
            tentang kekayaan alam, tentang adat, tentang
            tanggung jawab perempuan. Semua bahan
            tenun juga didapat dari alam. Kapas ditanam
            untuk benang. Kayu ampupu dan cemara yang
            sudah tua dipakai untuk penjepit benang. Serat
            pohon enau untuk ikat peralatan tenun. Batang
            pohon tanduk yang licin untuk memisahkan


        108
   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112   113