Page 13 - KLIPINGBELMAWA26032019(sore)
P. 13
Ia juga membenarkan arahannya kepada awak redaksi Suara USU agar menyimpan ponsel dengan tujuan tak ada siapa pun yang merekam.
"Betul. Diletakkan di depan tempat rapat. Dan itu adalah untuk menjaga nama baik USU. Jangan dulu dunia luar tahu kasus ini. Kan kadang-kadang ada anak jahat yang entah tiba-tiba kirim ke online, ke mana-mana," kata Runtung.
"Kalau direkam, mereka masih emosional dan masih muda, takutnya gegabah tersebar. Etikanya masih perlu dididik," lanjutnya.
Ia juga mempertanyakan mengapa Suara USU tak pernah meliput mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang membikin nama kampus baik (meski soal ini tak sepenuhnya benar). Justru yang dilakukan adalah menerbitkan cerpen yang, kata Runtung, mencoreng nama USU.
"17 orang ini mencoreng nama USU. Oleh karena itu secepatnya kami pecat, kami bentuk panitia, dan merekrut anggota baru. Awalnya mau saya bubarkan, tapi saya berpikir dan sadar Suara USU memiliki banyak alumni yang bagus," katanya.
"Saya tidak menjatuhkan sanksi akademik ke anggota-anggota redaksi. Dan juga tidak membubarkan redaksi Suara USU. Ini untuk kepentingan Suara USU ke depannya. Ini amanah sebagai rektor," lanjutnya.
Dikritik Banyak Pihak
Ketua Umum AJI Indonesia Abdul Manan menyesalkan tindakan rektor yang memecat para anggota redaksi Suara USU. Ia menilai hal tersebut menjadi paradoks karena terjadi di lindungan yang seharusnya menjunjung kebebasan berekspresi dan mimbar akademis.
"Agak memprihatinkan sikap rektor seperti itu, yang menyelesaikan ketidaksetujuan terhadap konten persma dengan cara memecat. Karena ini agak ironis dilakukan oleh lembaga akademis," katanya.
Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers Ade Wahyudin juga menilai hal serupa. Ia berpendapat apa yang dilakukan rektor adalah intervensi pihak luar terhadap ruang redaksi. Dan itu sudah terlalu jauh.
"Bahkan lebih jauh lagi bisa saja dianggap sebagai sensor atas Suara USU itu sendiri. Hal seperti menurut saya tidak baik untuk iklim kebebasan pers di Indonesia khususnya pers kampus. Efek ke depannya jika hal ini dianggap lumrah oleh publik atau kampus, maka kita akan melihat kasus-

