Page 8 - KLIPINGBELMAWA26032019(sore)
P. 8

mahasiswa. Beberapa pegiat pers mahasiswa pun mengecam tindakan Runtung yang memecat seluruh kru Suara USU hanya karena "cerpen LGBT."
Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) bahkan melalui akun media sosialnya menganggap kebijakan yang diambil Runtung tidak mencerminkan kebebasan mimbar akademik. Menurut PPMI, Rekrot USU seharusnya menjunjung tinggi kebebasan berekspresi di kampus.
PPMI menilai tindakan Runtung tidak didasari telaah akademis yang harusnya dilakukan di ranah universitas, melainkan hanya atas dasar tuduhan semata.
Hal serupa juga diutarakan Forum Pers Mahasiswa Jakarta (FPMJ). Koordinator FPMJ Faisal Bachri mengatakan bentuk represif apa pun dari institusi perguruan tinggi ke pers mahasiswa tidak boleh dibiarkan, apalagi dalam ranah kebebasan berpendapat.
Bachri menilai Runtung terlalu reaksioner dan tidak demokratis sebagai rektor.
"Padahal tulisan yang demikian harusnya dianggap wajar karena merupakan perwujudan keresahan penulis melihat diskriminasi minoritas seksual," kata pegiat pers mahasiswa Didaktika Universitas Negeri Jakarta (UNJ) tersebut kepada wartawan Tirto, Selasa (26/3/2019).
Oleh karena itu, Bachri berkata, Runtung harus segera menarik kembali surat keputusan pemecatan anggota Suara USU dan segera meminta maaf kepada redaksi Suara USU atas tindakannya yang gegabah, tidak demokratis, dan tidak akademis.
Sementara itu, Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Abdul Manan menyesalkan tindakan rektor yang memecat para anggota redaksi Suara USU. Ia menilai hal itu menjadi paradoks karena terjadi di lingkungan kampus yang seharusnya menjunjung kebebasan berekspresi dan mimbar akademis.
"Agak memprihatinkan sikap rektor seperti itu, yang menyelesaikan ketidaksetujuan terhadap konten persma dengan cara memecat. Karena ini agak ironis dilakukan oleh lembaga akademis," kata Manan.
Manan mengatakan dirinya telah membaca cerpen Suara USU yang dipermasalahkan Runtung. Menurut Manan, cerpen itu masih dalam batas kepantasan.
"Tidak vulgar. Tudingan bahwa cerpen berbau pornografi sangat


































































































   6   7   8   9   10