Page 21 - KLIPINGBELMAWA11062019SORE
P. 21

Judul
Mereka yang Menggantungkan Impian pada Masa Pendaftaran SBMPTN
Media
Tirto
Terbit
11 Juni 2019
Tone
Netral
Hal/link
https://tirto.id/mereka-yang-menggantungkan-impian-pada- masa-pendaftaran-sbmptn-eccM
PR VALUE
Rp 30,000.000
Jurnalis
Alfian
Mereka yang Menggantungkan Impian pada Masa Pendaftaran SBMPTN Sejumlah peserta mengikuti ujian tulis berbasis komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018). ANTARA /Indrianto Eko Suwarso Oleh: Alfian Putra Abdi - 11 Juni 2019 Dibaca Normal 2 menit Para peserta didik yang sudah rampung mengikuti UTBK bisa segera melakukan pendaftaran dengan hasil nilai yang mereka peroleh. tirto.id - Degup jantung Amelia Ibrahim (18 tahun) masih tak beraturan. Ia sedang berupaya melewati satu fase pendidikan yang penting bagi hidupnya, yaitu pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Apalagi, ia punya pengalaman yang tak mengasyikkan. Ia tak lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SNMPTN). “Setelah gagal SNMPTN agak down sebenarnya, tapi berusaha menguatkan diri karena Allah, kan, ada terus ya buat kita,” kata Amelia kepada reporter Tirto, Senin (10/6/2019). Mau tak mau, momentum SBMPTN menjadi kesempatan selanjutnya untuk Amelia berjuang mewujudkan mimpinya menjadi seorang apoteker dengan berkuliah di salah satu universitas pilihannya. “Lagi mengusahakan UNPAD dan UPI untuk sekarang,” kata Amelia. Amelia belum mendaftarkan diri di SBMPTN kendati jadwal pendaftaran sudah dibuka sejak Senin (10/6/2019) pukul 13.00 WIB. Ia masih harus mempersiapkan syarat-syaratnya seperti Surat Keterangan Lulus yang sah dari sekolahnya di SMA 10 Bandung. “Masih harus mengurus ke sekolah dulu. Untungnya sekolah sudah buka. Sekolah juga lagi persiapan PPDB,” kata dia. Namun, ada kesan pesimistis dalam benaknya. Amelia tak yakin pada nilai hasil Ujian Tes Berbasis Komputer (UTBK) dapat membawanya berkuliah di universitas dan jurusan yang ia inginkan. Sebab, nilai UTBK memang akan menjadi modal yang bisa menentukan peserta didik berkuliah di kampus dan jurusan apa yang sesuai dengan kompetensinya. "Hasil UTBK tidak mentakdirkan buat menjadi apoteker. Jadi sekarang mengusahakan dengan doa untuk bisa mengambil kimia murni," ujar dia. Kimia murni menjadi opsi lain bagi Amelia. Kendati sedih, ia mengaku dirinya berpotensi tidak bisa mewujudkan pilihan utamanya. “Aku optimis, cuma aku enggak tahu mengukur keoptimisannya bagaimana, saya lebih optimis untuk memaksimalkan doa," ujar dia. Baca juga: Kata Menristekdikti Soal Nilai


































































































   19   20   21   22   23