Page 6 - KLIPINGBELMAWA8032019 (SORE)
P. 6

Diamini Ketua Komisi X DPR RI Djoko Udjianto. Politisi Partai Demokrat itu pun mengatakan, bila sistem tersebut sukses dilaksanakan, kemungkinan besar pata tahun-tahun berikutnya sistem tersebut akan terus digunakan. ”Kami akan mendukung sistem UTBK untuk SBMPTN pada tahun-tahun selanjutnya,” singkatnya saat dihubungi kemarin.
Kegagapan LTMPT dalam melaksanakan SBMPTN harus menjadi evaluasi bagi Kemenristekdikti. Apalagi tugas dan fungsi lembaga nirlaba itu cukup banyak, yakni mengelola dan mengolah data calon mahasiswa baru untuk bahan seleksi jalur SNMPTN, serta melaksanakan UTBK.
Pengamat pendidikan Doni A. Koesoema mengatakan, tugas pertama LTMPT ini kurang persiapan dan minim antisipasi. ”Saya sudah memperkirakan sejak awal, karena LTMPT tampaknya belum mempersiapkan masalah kemampuan server saat pendaftaran. Sistemnya tidak masalah. Persiapan untuk sistem ini yang masih kedodoran, karena ini masalah teknis saja,” ujarnya kepada INDOPOS melalui telepon di Jakarta, Kamis (7/3).
Ketidaksiapan tersebut akan memunculkan masalah lain seperti pemilihan lokasi UTBK dan jadwalnya. Karena pasti akan banyak yang memilih dekat lokasi rumah dan memilih jadwal yang terakhir. Apalagi akhir tes dilaksanakan pada Mei mendatang. Di mana, pada saat itu, hanya sedikit waktu yang bisa disiapkan para calon mahasiswa mengingat baru menyelesaikan Ujian Nasional.
Meski telah menambah server sebagai upaya mencegah hal serupa terulang kembali. Namun jika metode baru pendaftaran calon mahasiswa gagal maka seharusnya LTMPT bertanggung jawab. ”Pemanfaatan cloud server bisa jadi alternatif untuk antisipasi membeludaknya pendaftar. Kecanggihan teknologi ini perlu dimanfaatkan. Mereka perlu evaluasi kesiapan teknologi untuk SBMPTN. Kalau pakai server sendiri, selain mahal, juga tidak akan cukup,” terang Doni.
Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji menegaskan agar masalah serupa tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Di sisi lain dia memaparkan, Kemenristekdikti harus melek terhadap keadaan di sejumlah daerah. Pasalnya, masih banyak daerah di pelosok tanah air yang belum terjangkau internet. ”Harusnya ini sudah bisa diantisipasi. Kalau tidak diantisipasi, bukan mempermudah, tapi malah mempersulit. Bagaimana dengan calon mahasiswa yang di daerah dengan akses internet yang sinyalnya buruk? Pasti merepotkan mereka,” beber Ubaid.
Menurutnya, kejadian server down adalah masalah klasik yang terus berulang, dan tidak pernah dijadikan pelajaran. Pemerintah selalu meremehkan dan cenderung abai. ”Itu menunjukkan ketidaksiapan sistem. Problemnya seperti yang sudah-sudah seperti di Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online. Selalu ada masalah server down,” tandasnya. (nel/dai/dan/aen)


































































































   2   3   4   5   6