Page 5 - KLIPINGBELMAWA30062019SORE
P. 5

pendek' dalam pemikiran masyarakat. Ketimpangan ekonomi sering dikatakan oleh para ahli ekonomi politik dan sosiolog menjadi bibit paling subur munculnya intoleransi dan kekerasan.
Oleh karena itu, ujar Zuly Qodir, kehadiran negara yang didamba rakyat Indonesia mau tidak mau menjadi kunci dari persoalan radikalisme. Ketika keadilan berekonomi dan keberpihakan pembangunan terasa di tengah masyarakat, maka hambatan-hambatan akses ekonomi akan terkikis dengan sendirinya.
"Selain itu, ketegasan dalam sisi hukum juga menjadi kunci mutlak dalam proses menangkal radikalisme, bukan saja dari sisi keagamaan, namun juga radikalisme sikap. Pemerintahan ke depan jangan lagi berjalan di atas teori, tetapi fakta dan fokus pada harapan rakyat,” tegas Zuly Qodir.
Kepala Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) DIY, Mukhtasar Syamsudin yang juga dosen Filsafat UGM, mengatakan, FKPT telah melakukan pemetaan kerawanan di Yogyakarta dengan narasi ekstremisme, radikalisme maupun fundamentalisme. Hasilnya, paham ekstremisme sudah mulai masuk di kampus-kampus dengan adanya sifat eksklusif dari kelompok mahasiswa.
Survei yang dilakukan dengan melalui angket dan kuisioner di masyarakat membuktikan, paham radikalisme justru muncul dan tertinggi berada di Kabupaten Kulonprogo, yang digerakkan oleh mahasiswa. Kabupaten Bantul menjadi wilayah, rawan dengan pluralisme.
Menurut Mukhtasyar, paham radikalisme, sebenarnya tidak hanya bersinggungan dengan umat Islam saja. Di agama lain juga ada ajaran radikalisme. Kebetulan saja umat Islam menjadi agama mayoritas yang menjadikan kesan itu semakin menguat. "Non-Islam dengan fundamentalisme yang cukup radikal juga ada," ucapnya.


































































































   3   4   5   6   7