Page 357 - KAYA atau MATI...Mbran 1927-2011
P. 357
akhirnya hanya bisa dimakan sebagai dissert
(pencuci mulut)”.
“Hikmahnya begitulah hakikat kekuasaan
di tangan manusia. Kekuasaan bukan urusan
yang lembek, lembut, atau lunak. Ia adalah
urusan yang keras, kuat, tangguh. Dalam istilah
Islam, ia dikenal dengan sebutan: SULTHAN
(yang artinya awalnya kekuatan). Maka untuk
memegang kekuasaan ini tidak dibutuhkan
manusia yang terlalu banyak toleransi, terlalu
banyak memberi maaf, terlalu sering ragu-ragu,
terlalu banyak pertimbangan, atau terlalu
penakut. Para pemegang kekuasaan haruslah
manusia yang pemberani, berkarakter, tegas,
jelas, dan tidak ragu-ragu. Pemimpin itu tidak
harus sangat pintar, sangat banyak ibadah,
tampan, atau kutu buku. Tidak harus seperti itu.
Tetapi wajib baginya memiliki ketegasan,
keberanian, dan karakter kuat. Terkait dengan
masalah kehidupan di Indonesia, sampai ada
yang mengatakan: “Indonesia ini membutuhkan