Page 50 - KAYA atau MATI...Mbran 1927-2011
P. 50
banyaknya didalam belanga hanya ditukar
dengan karet yang juga nggak jelas berapa berat
timbangannya.
Jukung perahu yang di dayung Mbran
melaju cepat setelah berhenti hampir disemua
lanting (rumah rakit) pelanggan di kampung
Amandid ini.
”Dagangan kita laku keras hari ini” ucap
Jumadar dengan bangga pada awak perahunya.
Seharian penuh Mbran mendayung dan
tautan bunyi dayungnyapun terus bertalu,
meluncurkan jukung dengan cepat, membelah
arus deras
Sungai
Amandid.
Mbran
mempercepat kibasan dayungnya, secepat kilat
kalau bisa, demi mencapai kampung sebelahnya,
untuk mencari tempat tambatan perahu jukung
yang aman, karna mentari sudah hampir
ternggelam dan
menjemputnya.
“I’mal
Abadan........”
malampun
Lidunyaka...Kaannaka
sudah tiba
Taisyu