Page 387 - 1st Sound Allah adzim Pusara Lebu Raya Anak
P. 387
“Sabar Angah Ilmi..pian pasti dapat”,
Suara Ihan yang sewaktu diumurnya lima
belasan juga pernah ikut di toko Mbran bantuin
jualan, sambil menyodorkan kantongan plastic
yang berisi sarung dan uang lebih duluan pada
seorang nenek yang sudah kelelahan di Antrean.
“Jangan terlalu mepet ke Pagar Julak
Hadrin”, tegur Ihai suami Leila pada seorang
laki2 yang sudah paruh baya yang kelihatannya
pengen
buru2
dapat
pembagian
hingga
memepet pagar, Ihai prihatin banget kalo2 pagar
sampai roboh, ia merasa bertanggung jawab
menjagakan pagar rumah Mbran ini karena
kenang2annya yang amat sangat berharga yaitu
Upacara Perkawinan dan Akad Nikahnya
diadakan di Rumah Ini dan berkah Pagar itulah
yang memagari Perkawinan mereka hingga
langgeng sampai istrinya Leila keliang lahat
menghembuskan napas terakhir.
“Nih sambil minum Kai Dumbab”, ujar
Supian sembari mengasih segelas air pada Kai